NawaBineka – Gastroesophageal Reflux Disease, atau yang lebih dikenal dengan singkatan GERD, adalah kondisi kesehatan yang semakin sering didiagnosis dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun terdengar asing bagi sebagian orang, GERD sebenarnya merupakan masalah pencernaan yang umum dan bisa sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Artikel ini akan menjelaskan apa itu GERD, gejalanya, serta langkah-langkah pencegahan dan pengobatannya.
Apa Itu GERD?
GERD adalah kondisi kronis di mana asam lambung atau isi lambung lainnya naik ke esofagus (kerongkongan), yang menyebabkan iritasi pada lapisan esofagus. Esofagus adalah tabung yang menghubungkan mulut dengan lambung. Dalam kondisi normal, otot di bagian bawah esofagus, yang disebut sfingter esofagus bagian bawah, berfungsi sebagai katup yang membuka untuk membiarkan makanan masuk ke lambung dan kemudian menutup untuk mencegah asam lambung kembali naik. Pada penderita GERD, katup ini tidak berfungsi dengan baik, sehingga asam lambung dapat naik kembali ke esofagus.
Baca Juga: Cek Fakta Benarkah Kopi Bikin Asam Lambung Naik?
Gejala GERD
Gejala GERD bervariasi dari orang ke orang, tetapi beberapa ciri umum yang sering dilaporkan meliputi:
Heartburn (Rasa Panas di Dada)
Heartburn adalah gejala utama GERD, ditandai dengan sensasi terbakar di dada yang sering kali memburuk setelah makan atau saat berbaring. Rasa terbakar ini disebabkan oleh asam lambung yang mengiritasi lapisan esofagus.
Regurgitasi
Regurgitasi adalah sensasi di mana cairan atau makanan dari lambung naik kembali ke mulut. Ini bisa menyebabkan rasa pahit atau asam di mulut, yang sangat tidak nyaman.
Disfagia (Kesulitan Menelan)
GERD juga dapat menyebabkan disfagia, yaitu kesulitan atau rasa sakit saat menelan. Ini terjadi karena kerusakan pada esofagus akibat paparan asam lambung yang terus-menerus.
Batuk Kering Kronis
Beberapa orang dengan GERD mengalami batuk kering kronis, yang bisa disebabkan oleh iritasi asam lambung di saluran pernapasan.
Suara Serak atau Sakit Tenggorokan
Asam lambung yang naik ke esofagus bisa mempengaruhi pita suara, menyebabkan suara serak atau tenggorokan terasa sakit.
Mual dan Muntah
Mual dan muntah, meskipun kurang umum, juga bisa menjadi gejala GERD, terutama jika asam lambung naik dalam jumlah besar.
Baca Juga: Yuk Jaga Kesehatan Usus lewat Deretan Makanan Sehat Ini
Penyebab GERD
GERD dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
Kelebihan berat badan atau obesitas
Lemak berlebih di perut dapat memberi tekanan pada lambung, yang memaksa asam lambung naik ke esofagus.
Kehamilan
Perubahan hormon selama kehamilan dan tekanan dari rahim yang membesar dapat menyebabkan GERD pada beberapa wanita.
Makanan dan Minuman Tertentu
Makanan pedas, berlemak, asam, serta minuman berkafein atau berkarbonasi dapat memperburuk GERD.
Merokok
Nikotin dalam rokok dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, meningkatkan risiko GERD.
Hernia Hiatal
Kondisi di mana sebagian lambung menonjol ke atas melalui diafragma juga dapat menyebabkan GERD.
Baca Juga: Tips Sehat Agar Terhindar dari Risiko Batu Ginjal
Pencegahan GERD
Pencegahan GERD berfokus pada perubahan gaya hidup dan diet untuk mengurangi risiko asam lambung naik ke esofagus. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
Menghindari Makanan Pemicu
Hindari makanan dan minuman yang diketahui dapat memicu GERD, seperti makanan berlemak, pedas, asam, serta kopi dan alkohol.
Makan dalam Porsi Kecil
Makan dalam porsi kecil dan lebih sering dapat membantu mencegah lambung terlalu penuh, yang dapat memicu asam lambung naik.
Tidak Berbaring Setelah Makan
Hindari berbaring setidaknya selama 2-3 jam setelah makan untuk mencegah asam lambung naik.
Menjaga Berat Badan Ideal
Menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan dapat membantu mengurangi tekanan pada lambung dan mengurangi risiko GERD.
Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah langkah penting untuk mencegah GERD, karena nikotin diketahui melemahkan sfingter esofagus bagian bawah.
Baca Juga: Mitos atau Fakta? Minum Kopi Bisa Menghilangkan Rasa Kantuk
Pengobatan GERD
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk mengendalikan gejala GERD, ada beberapa pilihan pengobatan yang bisa dipertimbangkan:
Obat Antasida
Antasida dapat digunakan untuk menetralisir asam lambung dan memberikan bantuan cepat dari heartburn. Namun, ini bukan solusi jangka panjang.
Penghambat Pompa Proton (PPI)
PPI adalah obat yang mengurangi produksi asam lambung dan sering diresepkan untuk pengobatan jangka panjang GERD. Contoh PPI termasuk omeprazole dan esomeprazole.
Antagonis Reseptor H2
Obat ini juga mengurangi produksi asam lambung, tetapi efeknya lebih lemah daripada PPI. Contoh termasuk ranitidin dan famotidin.
Operasi
Dalam kasus yang sangat parah atau ketika obat tidak efektif, operasi mungkin diperlukan. Salah satu prosedur yang umum adalah fundoplikasi, di mana bagian atas lambung dibungkus di sekitar sfingter esofagus bagian bawah untuk memperkuatnya dan mencegah refluks.
GERD adalah kondisi kronis yang memerlukan perhatian serius, tetapi dengan langkah pencegahan yang tepat dan pengobatan yang sesuai, gejalanya dapat dikelola dengan baik. Jika Anda mengalami gejala GERD, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat. Mengubah gaya hidup, seperti menjaga pola makan dan berat badan, serta menghindari kebiasaan merokok, dapat membantu mencegah dan mengurangi gejala GERD, sehingga Anda dapat menjalani hidup dengan lebih nyaman.