NawaBineka – Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) akan diselenggarakan pada tanggal 11 hingga 15 Februari 2025 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi organisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dalam konteks sosial dan keagamaan di Indonesia.
Diharapkan, kehadiran presiden dapat memberikan dukungan politik dan memotivasi anggota Muslimat NU dalam menjalankan program-program mereka. Muslimat NU merupakan salah satu organisasi perempuan terbesar di Indonesia yang memiliki peran strategis dalam pengembangan masyarakat.
Melalui kongres ini, mereka berencana untuk mendiskusikan berbagai isu dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan organisasi.
Pencanangan Program Unggulan
Dalam kongres ini, Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, juga akan meluncurkan dua program baru yang bertujuan untuk menjawab tantangan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini.
Program tersebut adalah Mustika Darling, yang fokus pada edukasi lingkungan, dan Mustika Mesem, yang menangani masalah kemiskinan ekstrem. Kedua program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Khofifah menyatakan, “Dua program Mustika Darling dan Mustika Mesem ini akan kita luncurkan di Kongres Ke-XVIII Muslimat NU bulan depan yang Insya Allah akan dihadiri langsung oleh Bapak Presiden RI Prabowo Subianto,” apresiasi ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran presiden dalam mendukung tujuan kongres.
Persiapan dan Rombongan ke Nganjuk
Sebelum penyelenggaraan kongres di Surabaya, rombongan dari PP Muslimat NU telah melakukan kunjungan ke Nganjuk untuk mempersiapkan dokumentasi dari kedua program yang akan diluncurkan. Kehadiran presiden juga diharapkan akan menambah legitimasi dan dukungan terhadap inisiatif yang dilakukan oleh Muslimat NU.
Proses persiapan ini tidak hanya melibatkan pemimpin organisasi, tetapi juga melibatkan anggota di berbagai daerah yang berkontribusi langsung terhadap program tersebut.
Kehadiran Presiden Prabowo di Kongres ini dianggap penting dalam konteks hubungan pemerintah dengan organisasi masyarakat sipil, khususnya dalam pengembangan kebijakan publik terkait perempuan dan anak. Dengan keterlibatan langsung presiden, diharapkan dapat memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam berbagai program sosial.
Dampak dari kebijakan yang diperdebatkan dalam kongres diharapkan dapat terimplementasi secara efektif, mendukung ketahanan sosial di wilayah, serta meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarga di Indonesia.
Sebagai bagian dari kegiatan kongres, anggota Muslimat NU juga akan melakukan doa bersama untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kegiatan ini mencerminkan komitmen organisasi untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam keragaman yang ada di Indonesia.
Doa bersama ini tidak hanya bertujuan untuk membangun rasa kebersamaan, tetapi juga untuk mendorong partisipasi aktif anggota dalam menciptakan kondisi sosial yang kondusif di masyarakat.
Dengan adanya kepemimpinan yang kuat dan berkomitmen, kongres ini diharapkan bukan hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga menghasilkan keputusan yang dapat diimplementasikan dengan baik di tingkat akar rumput. Hal ini penting bagi keberhasilan program-program yang diluncurkan.
Kongres ini akan menjadi titik awal dalam membentuk sinergi antara pemberdayaan perempuan dan kebijakan pemerintah, yang pada gilirannya diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat luas.