Wednesday, December 25, 2024
spot_img
HomeNewsNasionalPilot Helikopter Selandia Baru Dibunuh OPM di Papua, Dianggap Mata-Mata

Pilot Helikopter Selandia Baru Dibunuh OPM di Papua, Dianggap Mata-Mata

NawaBineka – Tragedi memilukan terjadi di Papua Tengah, di mana Glen Malcolm Conning, seorang pilot berkebangsaan Selandia Baru, tewas ditembak oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Insiden ini terjadi pada Senin, 5 Agustus 2024, di Distrik Alama, Kabupaten Mimika.

Kepala Humas Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Bayu Suseno mengatakan, seorang saksi menyebutkan pasukan kelompok separatis OPM mencegat pilot dan penumpang dengan menggunakan senjata api.

Baca Juga: 7 Jenis Anjing Termahal yang Bikin Dompet Kamu Menjerit!

Baca Juga: Kebencian Anti-Muslim di Inggris Memicu Kerusuhan, Ini Penyebanya!

“Kelompok bersenjata itu langsung membunuh Glen Malcolm Conning. Semua penumpang selamat karena mereka adalah warga Alama,” kata Kombes Bayu.

Kelompok pemberontak yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM menyatakan, pihaknya belum menerima laporan insiden yang dikutip oleh polisi dan tidak dapat segera mengonfirmasi pembunuhan pilot tersebut pada Senin (5/8/2024), demikian dikutip Reuters.

Conning (50) merupakan pilot pesawat milik PT Intan Angkasa Air Service. Menurut New Zealand Herald, ia merupakan penerbang berpengalaman yang dikenal di kalangan penerbangan Selandia Baru.

Kombes Bayu menambahkan, Polri, TNI, dan Polres Mimika masih mengejar kelompok bersenjata yang bertanggung jawab atas kematian Conning. Peristiwa ini terjadi hampir 18 bulan setelah penculikan oleh pemberontak terhadap pilot lain asal Selandia Baru, Phillip Mehrtens, yang masih ditawan OPM.

Baca Juga: Ketegangan PBNU dan PKB: Awal Mula Konflik Hingga Harmonisasi

Dia menjelaskan, kejadian berawal sekitar pukul 09:30 WIT ketika Helikopter Jenis IWN, MD.500 ER PK, milik PT. Intan Angkasa Air Service dengan pilot Glen Malcolm Conning membawa empat penumpang dari bandara Mosez Kilangin Timika menuju Distrik Alama, Kabupaten Mimika.

Sesampainya di Distrik Alama, dicegat OPM menggunakan senjata api selanjutnya pilot dan penumpang diturunkan dari helikopter dan dikumpulkan di lapangan.

“Setelah itu OPM langsung melakukan pembunuhan terhadap pilot dan jenazahnya dibawa ke helikopter kemudian dibakar bersamaan dengan helikopter,” tutur dia.

Dia menambahkan Conning merupakan warga Selandia Baru kelahiran 23 Februari 1974 dengan nomor passport LM096455 merupakan pilot helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service yang beralamat di Timika.

“Untuk identitas penumpang sesuai dengan informasi dari lapangan bahwa seluruh penumpang dalam keadaan selamat,” katanya.

Baca Juga: Asal Usul Adidas Samba, Dari Lapangan Bola ke Dunia Fashion

Saat ini TNI-Polri serta jajaran Polres Mimika telah melakukan upaya penegakan hukum dan pengejaran terhadap OPM yang melakukan aksi penyanderaan dan penembakan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.

“Kami akan terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap OPM yang melakukan gangguan kamtibmas di wilayah hukum Polda Papua,” ujarnya.

Dianggap Mata-Mata

Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom membeberkan, tewasnya pilot itu merupakan risiko yang harus ditanggung TNI dan Polri. Sebab, Distrik Alama adalah wilayah konflik bersenjata dan kelompoknya telah melarang pesawat, pembangunan, serta aktivitas lain masuk ke wilayah tersebut.

Larangan itu diberlakukan guna menghindari militer Indonesia memasok logistik dan pasukan ke wilayah itu.

“Tapi karena kepala batu, ya itu risiko tanggung sendiri,” singkat Sebby saat dihubungi pada Senin, 5 Agustus 2024.

Baca Juga: Filosofi di Balik Lomba Panjat Pinang: Kerja Sama dan Ketekunan

Sebby juga menaruh curiga terhadap niat asli pilot tersebut. Sebab, hingga kini TPNPB-OPM masih menyandera pilot Susi Air yang juga berkewarganegaraan Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens.

“Kami masih menahan pilot Selandia Baru, tapi lalu ada pilot Selandia Baru yang lain juga masuk. Kami jadi curiga,” tutur dia.

Oleh karena itu, dia mengungkapkan kelompoknya menganggap pilot tersebut sebagai mata-mata untuk memantau TPNPB di Distrik Alama, Mimika.

“Kami anggap dia mata-mata untuk memantau pertahanan TPNPB di Mimika,” tutup Sebby.

Jenazah Sudah Dievakuasi

Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 pun telah mengevakuasi jasad korban.

“Jenazah pilot telah dievakuasi dari Distrik Alama ke Timika dan tiba pukul 12.50 WIT. Saat ini, jenazah telah berada di RSUD Mimika untuk dilakukan Visum Et Repertum,” kata Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024, Kombes Pol Bayu Suseno dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (6/8/2024).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments