NawaBineka – Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terlibat dalam sindikat uang palsu, termasuk Kepala Perpustakaan. Kasus ini mencuat ketika kepolisian mulai melakukan penyelidikan serta mengamankan sejumlah terduga pelaku di dalam lingkungan kampus.
Informasi awal mengenai tindakan polisi muncul setelah pihak Polsek Pallangga melakukan penangkapan dan penggeledahan. Hal ini menarik perhatian mahasiswa dan masyarakat, yang mendesak pihak universitas untuk bertindak tegas terhadap para pelaku.
Penyelidikan dan Tindakan Pihak Universitas
Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Muhammad Khalifah Mustamin, menyatakan bahwa penyelidikan ini sangat serius dan pihaknya menunggu hasil dari pihak kepolisian.
“Kami akan memberikan sanksi bila ada pegawai yang terbukti terlibat,” tegas Khalifah.
Situasi ini juga memicu aksi protes dari puluhan mahasiswa yang menuntut transparansi dan kejelasan mengenai kasus ini. Mereka menuntut pemecatan dan penangkapan oknum pegawai yang terlibat dalam sindikat uang palsu, menciptakan suasana mencekam di dalam kampus.
Kepala Perpustakaan Dicopot
Sebagai dampak dari penyelidikan, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim tidak luput dari sanksi. Pihak rektorat mengambil keputusan untuk mencopot jabatannya, sebagai langkah awal untuk menunjukkan keseriusan dalam menangani masalah sindikat uang palsu.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, mengakui bahwa informasi mengenai uang palsu yang ditemukan di perpustakaan telah beredar. Namun, ia menegaskan bahwa tindakan kriminal ini dilakukan oleh oknum, bukan mencerminkan institusi secara keseluruhan.
“Pelaku kasus tersebut cuma oknum,” kata Hamdan.
Detail Penemuan Uang Palsu
Sumber dari tim kepolisian mengungkapkan bahwa barang bukti berupa uang palsu senilai Rp2 miliar ditemukan di dalam gedung perpustakaan. Temuan ini mengejutkan banyak pihak dan meningkatkan kekhawatiran mengenai keamanan kampus.
Masyarakat menuntut penjelasan kepada pihak berwenang tentang bagaimana praktik ilegal ini bisa terjadi di tempat yang seharusnya menjadi sumber pengetahuan. Polisi belum merinci jumlah pasti pelaku yang terlibat, tetapi pernyataan mereka menyebutkan bahwa penyelidikan masih terus berjalan.
Mahasiswa UIN Alauddin Makassar menunjukkan rasa keprihatinan dan ketidakpuasan terhadap situasi ini. Mereka berharap kampus dapat kembali menjadi tempat yang aman dan terpercaya untuk belajar. D
alam aksi protes yang digelar, para mahasiswa mendukung langkah-langkah penalti untuk semua oknum yang terlibat dalam aksi kriminal. Reaksi publik dan mahasiswa yang masif menunjukkan betapa pentingnya integritas dan reputasi lembaga pendidikan.
Para mahasiswa mengharapkan agar pihak rektorat dapat menjaga agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan, dan meningkatkan pengawasan di setiap lini kampus. Kasus uang palsu yang melibatkan UIN Alauddin Makassar telah menciptakan krisis kepercayaan di kalangan mahasiswa serta masyarakat.
Akibat dari kejadian ini, pihak kampus harus berusaha keras untuk membersihkan nama baiknya dan mengembalikan kepercayaan publik. Ini menjadi momen penting bagi instansi pendidikan dalam memperkuat sistem internal dan menciptakan budaya yang bebas dari praktik korupsi dan kriminalitas.