Nawabineka – Kiss adalah salah satu band rock paling ikonik dengan penampilan yang mencolok dan penuh simbolisme. Dikenal dengan make-up tebal, kostum flamboyan, dan pertunjukan panggung yang spektakuler, Kiss sering kali menjadi subjek tuduhan konspirasi satanik.
Nama band mereka bahkan sempat diisukan sebagai singkatan dari “Knights In Satan’s Service,” meskipun anggota band telah membantah klaim tersebut berulang kali. Tuduhan ini, meski tidak berdasar, tetap melekat pada mereka karena citra mereka yang gelap dan teatrikal.
Simbol-simbol yang digunakan oleh Kiss dalam pertunjukan mereka, seperti salib terbalik, api, dan darah palsu, sering kali ditafsirkan sebagai referensi satanik. Band ini menggunakan elemen-elemen tersebut sebagai bagian dari pencitraan panggung yang provokatif dan bukan sebagai ajakan kepada satanisme.
Menurut Gene Simmons dan Paul Stanley, pendiri Kiss, estetika mereka terinspirasi oleh komik, film horor, dan glam rock, bukan ajaran gelap. Bagi mereka, semua itu hanyalah bagian dari pertunjukan.
Meskipun begitu, Kiss tetap menjadi target kritik dari kelompok-kelompok religius yang menilai pertunjukan mereka sebagai sesuatu yang berbahaya dan anti-agama. Banyak orang tua di tahun 70-an dan 80-an yang melarang anak-anak mereka mendengarkan Kiss, menganggap mereka sebagai ancaman terhadap moral dan nilai-nilai tradisional.
Hal ini justru memperkuat daya tarik band tersebut di kalangan remaja yang menganggap Kiss sebagai simbol pemberontakan dan kebebasan.
Bagi para penggemar, Kiss adalah lebih dari sekadar band; mereka adalah ikon budaya pop yang menantang norma dan menciptakan identitas unik dalam dunia musik. Penggunaan simbol-simbol gelap bukanlah bentuk dari keyakinan, melainkan strategi artistik untuk menciptakan karakter yang kuat dan berkesan. Kiss membuktikan bahwa musik rock tidak selalu harus serius; itu bisa menjadi sebuah pertunjukan besar yang penuh dengan imajinasi dan sensasi.
Kiss juga mengajarkan bahwa seni bisa digunakan untuk mengeksplorasi berbagai elemen, termasuk yang kontroversial, tanpa harus mengadopsi nilai-nilai yang terkait dengan simbol tersebut. Mereka berhasil memisahkan persona panggung mereka dari kehidupan pribadi, menunjukkan bahwa semua simbol itu hanyalah bagian dari permainan imajinasi dan bukan refleksi dari kepercayaan atau ajaran yang sesungguhnya.
Simbolisme yang digunakan Kiss lebih bersifat teatrikal dan fantastis daripada berbahaya atau menyeramkan. Bagi mereka, semuanya adalah tentang hiburan. Mereka menggunakan kekuatan visual untuk memperkuat musik mereka dan menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton. Dengan begitu, Kiss berhasil menjadi salah satu band paling berpengaruh dalam sejarah musik rock.
Kiss terus mempertahankan popularitas mereka hingga hari ini, dengan generasi baru yang mengenal mereka melalui musik, film, dan berbagai bentuk media lainnya. Simbol-simbol gelap yang dulu dianggap sebagai kontroversi kini menjadi bagian dari warisan budaya mereka, membuktikan bahwa seni selalu memiliki ruang untuk interpretasi yang luas dan tak terbatas.