NawaBineka – Penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih sering mengalami insomnia dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, hormonal, dan psikososial yang mempengaruhi tidur mereka.
Baca Juga: Hasil Autopsi Parsial Liam Payne Memperlihatkan Hal Ini Dalam Tubuhnya
Faktor Biologis:
- Siklus Menstruasi: Perubahan hormon selama siklus menstruasi dapat menyebabkan gangguan tidur. Tingkat estrogen dan progesteron yang fluktuatif dapat mempengaruhi suhu tubuh dan kualitas tidur.
- Kehamilan: Insomnia umum terjadi selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga, karena perubahan fisik, ketidaknyamanan, dan frekuensi buang air kecil yang meningkat.
- Menopause: Menopause membawa perubahan hormonal yang signifikan, seperti penurunan estrogen, yang dapat menyebabkan hot flashes dan gangguan tidur.
Faktor Psikologis:
- Tingkat Stres yang Lebih Tinggi: Perempuan sering menghadapi tekanan dari berbagai peran, seperti ibu, istri, dan pekerja, yang dapat meningkatkan stres dan mengganggu tidur.
- Risiko Lebih Tinggi untuk Gangguan Mood: Perempuan lebih rentan terhadap gangguan mood seperti depresi dan kecemasan, yang merupakan pemicu umum insomnia.
Faktor Sosial:
- Peran Ganda: Banyak perempuan yang harus mengatur pekerjaan rumah tangga dan karier, yang dapat mengurangi waktu dan kualitas tidur mereka.
- Tanggung Jawab Keluarga: Peran sebagai pengasuh utama bagi anak-anak atau anggota keluarga yang sakit sering kali membuat perempuan harus mengorbankan waktu tidurnya.
Strategi Khusus untuk Perempuan:
- Pendekatan Hormonal: Mengelola gejala menopause dengan terapi hormon atau alternatif alami dapat membantu mengurangi gangguan tidur. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai terapi hormon.
- Manajemen Stres: Mengembangkan teknik manajemen stres seperti yoga, meditasi, atau terapi bicara dapat membantu mengurangi insomnia yang dipicu oleh stres.
- Rutinitas Tidur yang Konsisten: Menjaga rutinitas tidur yang teratur dan mengurangi paparan layar sebelum tidur sangat penting untuk meningkatkan kualitas tidur.
Baca Juga: Luhut Dilantik Prabowo Lagi, Kali Ini Temani Wiranto hingga Terawan Jadi Penasihat Khusus Presiden
Perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengalami insomnia karena faktor biologis, hormonal, dan psikososial. Mengatasi insomnia pada perempuan memerlukan pendekatan yang komprehensif yang mempertimbangkan faktor-faktor unik ini.
Dengan pemahaman yang lebih baik dan intervensi yang tepat, perempuan dapat meningkatkan kualitas tidur mereka dan, pada akhirnya, kualitas hidup mereka.