Monday, December 23, 2024
spot_img
HomeNewsInternasionalKenapa Ada Darurat Militer di Korea Selatan dan Desakan Mundur Presiden Yoon...

Kenapa Ada Darurat Militer di Korea Selatan dan Desakan Mundur Presiden Yoon Suk Yeol?

NawaBineka– Pada Selasa 3 Desember 2023 malam, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan, darurat militer di negara tersebut. Dalam pernyataannya, Yoon menyebutkan, langkah tersebut diambil untuk melindungi Korea Selatan dari ‘ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan komunis Korea Utara’ dan untuk ‘melenyapkan elemen-elemen antinegara’.

Pengumuman ini menandai penggunaan status darurat militer di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak tahun 1987. Keputusan Yoon untuk mengumumkan status darurat militer mencuat di tengah ketegangan politik yang meningkat, terutama terkait permasalahan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Baca Juga: Pertama Kalinya! Korut Beri Respons Darurat Militer Korsel

Situasi ini dipandang sebagai respons cepat pemerintah untuk menghadapi potensi ancaman dari utara.

Respon terhadap Pengumuman Darurat

Keputusan ini ternyata memicu backlash dari berbagai kalangan di Korea Selatan. Banyak pihak, termasuk masyarakat sipil dan anggota parlemen, mengekspresikan ketidakpuasan mereka atas tindakan tersebut.

Pada dini hari tanggal 4 Desember 2024, ribuan orang berbondong-bondong mendemonstrasikan ketidakpuasan mereka di luar gedung parlemen, menyerukan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol.

“Darurat militer merupakan langkah yang tidak hanya ekstrim tetapi juga salah arah dalam menangani masalah ini. Kami tidak bisa membiarkan tindakan represif semacam ini terus berlangsung,” ungkap seorang pengunjuk rasa yang terlibat dalam demonstrasi tersebut.

Situasi Darurat Militer di Korea Selata. (Dok: Istimewa)
Situasi Darurat Militer di Korea Selata. (Dok: Istimewa)

Mundur Massal Pejabat Pemerintahan

Menanggapi pengumuman dan reaksi masyarakat, sejumlah pejabat senior dari kepresidenan Korea Selatan memilih untuk mundur secara massal. Pada hari Rabu, 4 Desember 2024, sejumlah anggota kabinet Yoon mengundurkan diri sebagai bentuk protes terhadap kebijakan darurat militer yang dianggap terlalu cepat dan tidak melalui diskusi yang cukup.

Pencabutan status darurat militer terjadi setelah Yoon mengumpulkan para anggota kabinetnya dan melakukan voting untuk membatalkan kebijakan tersebut. Pencabutan itu terjadi kurang dari 12 jam setelah pengumuman awal darurat militer.

Pencabutan Darurat Militer

Dalam sebuah langkah yang sangat cepat, Presiden Yoon Suk Yeol resmi mencabut status darurat militer pada tanggal 4 Desember 2023. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan desakan dari Majelis Nasional dan mendapatkan persetujuan dari anggota kabinetnya.

Meskipun pencabutan ini memberikan sedikit ketenangan, banyak pihak percaya bahwa dampak dari pengumuman darurat militer masih akan terasa dalam jangka panjang. Status ini sebelumnya telah menuai banyak kecaman dan memicu debat yang luas tentang otoritas presiden dalam keadaan darurat.

Situasi Darurat Militer di Korea Selata. (Dok: Istimewa)
Situasi Darurat Militer di Korea Selata. (Dok: Istimewa)

Protes Berlanjut

Meskipun keputusan untuk mencabut darurat militer sudah diambil, protes publik tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Banyak demonstran terus berdemonstrasi untuk menuntut pertanggungjawaban Presiden Yoon atas keputusan yang tergesa-gesa itu.

Demonstrasi ini menciptakan kerumunan besar di depan gedung parlemen dan menjadi simbol dari ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan yang dianggap mengabaikan suara rakyat. Ketidakpastian politik yang menyertai keputusan ini telah menambah ketegangan dalam situasi domestik Korea Selatan.

Implikasi Politik di Masa Depan

Situasi darurat militer ini mencerminkan tantangan yang sangat nyata bagi pemerintah Yoon Suk Yeol dalam mengatasi masalah yang tidak hanya bersifat militer, tetapi juga sosial dan politik.

Keputusan yang diambil oleh presiden ini akan menjadi sorotan utama dalam pengawasan publik dan dapat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan ke depannya.

Dengan ketegangan yang masih berlangsung, penting bagi pemerintah untuk berkomunikasi dengan efektif kepada publik mengenai langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keamanan dan stabilitas negara, serta mendengarkan suara masyarakat agar tidak terulang kembali kebijakan yang dianggap tempohari.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments