NawaBineka – Insomnia sering kali dianggap sebagai gangguan yang hanya menyebabkan rasa kantuk di siang hari. Namun, dampaknya jauh lebih luas dan serius, memengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang dalam jangka panjang.
Gangguan tidur ini dapat menyebabkan serangkaian masalah kesehatan yang mengancam kualitas hidup.
Baca Juga: Jelajahi Istanbul, Kota Bersejarah yang Menjembatani Asia dan Eropa
Dampak Jangka Pendek:
- Penurunan Fungsi Kognitif: Kurang tidur memengaruhi kemampuan berpikir jernih, memecahkan masalah, dan konsentrasi. Ini bisa menyebabkan penurunan produktivitas di tempat kerja atau sekolah, dan meningkatkan risiko kecelakaan, baik di jalan raya maupun di tempat kerja.
- Kinerja Harian: Kelelahan yang disebabkan oleh insomnia sering kali membuat seseorang sulit untuk berfungsi secara optimal dalam aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam mengambil keputusan yang baik atau menyelesaikan tugas-tugas sederhana.
Dampak Jangka Panjang:
- Kesehatan Fisik: Insomnia kronis meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes tipe 2, dan obesitas. Kurang tidur mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan produksi hormon stres (kortisol), yang berkontribusi pada penambahan berat badan dan risiko penyakit kronis lainnya.
- Sistem Kekebalan Tubuh: Kurang tidur kronis melemahkan sistem imun, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi seperti flu dan penyakit lainnya. Ini karena tidur adalah waktu tubuh memperbaiki dan memulihkan diri.
Dampak pada Kesehatan Mental:
- Gangguan Mood: Insomnia sering dikaitkan dengan gangguan mood seperti depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan bipolar. Tidur yang tidak cukup mengganggu keseimbangan kimia otak yang mengatur mood, seperti serotonin dan dopamin.
- Penurunan Kesehatan Mental: Insomnia yang tidak diobati dapat memperburuk kondisi mental yang ada, menciptakan lingkaran setan di mana stres dan kecemasan memperparah insomnia, yang pada gilirannya memperburuk stres dan kecemasan.
Kurang tidur memengaruhi neurotransmiter di otak, seperti serotonin dan dopamin, yang memainkan peran penting dalam mengatur suasana hati dan tidur. Selain itu, ritme sirkadian, atau jam biologis tubuh, yang mengatur siklus tidur dan bangun, juga terganggu.
Paparan cahaya biru dari gadget sebelum tidur, pekerjaan shift malam, atau perjalanan lintas zona waktu dapat mengacaukan ritme sirkadian, yang membuat tubuh kesulitan mengatur waktu tidur yang konsisten.
Pendekatan Terapi dan Pencegahan:
Terapi kognitif dan perilaku untuk insomnia (CBT-I) adalah metode pengobatan yang berfokus pada mengubah pola pikir dan kebiasaan tidur yang tidak sehat. Ini melibatkan teknik relaksasi, pembatasan waktu tidur, dan pembentukan rutinitas tidur yang sehat.
Baca Juga: Jokowi dan Ibu Negara Iriana Berpamitan dengan Pegawai Istana Merdeka
Selanjutnya, langkah-langkah seperti menghindari kafein setelah tengah hari, berolahraga secara teratur, menjaga jadwal tidur yang konsisten, dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dapat membantu mengurangi insomnia.
Anda juga bisa mencoba aplikasi pelacak tidur dan perangkat wearable dapat membantu memantau dan meningkatkan kualitas tidur. Beberapa aplikasi menawarkan latihan pernapasan, suara alam, dan meditasi sebelum tidur.