NawaBineka – Bank Indonesia (BI) baru saja menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate dari 6% menjadi 6,25%, pada Rabu (24/4/2024). Anak buah Sri Mulyani, yakni Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyambut baik kebijakan tersebut.
Menurut Febrio, kebijakan prostabilitas BI tersebut menunjukkan, jika bank sentral sedang mengantisipasi dampak kondisi global saat ini.
Baca Juga: Apple Siap Luncurkan iPad Pro dan iPad Air Terbaru
“Dari fiskal juga sama, ketidakpastian yang sedang kita hadapi secara global ini yang sudah pernah kita alami juga, sehingga kita memang tidak asing lagi dengan ketidakpastian ini,” kata Febrio saat ditemui usai acara “Kartini Menembus Batas, Menuju Ekonomi Inklusif”, Kamis (25/4/2024).
Dia menjelaskan, pemerintah dan BI sudah biasa melakukan sinergi kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
“Agar tren penguatan ekonominya dan juga nanti kita lihat bagaimana kelanjutannya untuk jangka menengah ini bisa kita pertahankan,” sambungnya.
Selain itu, APBN secara otomatis berfungsi menjadi shock absorber sebagai respons terhadap gejolak. Fleksibilitas dari APBN dilakukan paling tidak beberapa tahun terakhir ketika menghadapi ketidakpastian cukup tinggi.
“Sehingga apa yang kita punya di fiskal dan moneter itu akan cukup bisa sinergi. Sekarang ini memang ada bagian titik di mana kebijakan moneter sedikit agak muncul lagi, tapi selama ini sebenarnya pun sinergi antara fiskal moneter tetap jalan,” tutup Febrio.
Baca Juga: Tok! MK Tolak Seluruh Gugatan Pilpres Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud