NawaBineka – CEO Meta Mark Zuckerberg mengungkapkan, kekesalannya karena pernyataannya dalam rapat internal sering bocor ke media. Bahkan, Meta mengancam akan memecat karyawan yang terbukti membocorkan informasi sensitif tersebut.
Dalam sebuah rapat internal baru-baru ini, Zuckerberg berbicara mengenai beberapa kebijakan penting, termasuk keputusan untuk mengakhiri program keberagaman (DEI), melonggarkan aturan tentang ujaran kebencian, serta langkah pemberhentian karyawan yang dianggap berkinerja buruk.
Namun, ironisnya, keluhan Zuckerberg tentang bocornya informasi justru kembali tersebar ke publik.
“Semua yang saya ucapkan bocor. Dan itu menyebalkan, bukan?” kata Zuckerberg dalam rekaman audio yang bocor ke 404 Media, seperti dikutip dari Fortune, Senin (3/2/2025).
“Saya ingin bisa berbicara tentang berbagai hal dengan terbuka, namun saya juga mencoba untuk membangun sesuatu dan menciptakan sesuatu yang bernilai di dunia, bukan menghancurkannya dengan membicarakan berbagai hal yang pasti akan bocor,” lanjutnya.
Menanggapi keluhan Zuckerberg, Chief Information Security Officer Meta, Guy Rosen, mengirimkan memo kepada seluruh staf perusahaan. Dalam memo tersebut, Rosen memperingatkan bahwa kebocoran informasi memiliki dampak negatif yang luas.
“Ketika informasi dicuri atau bocor, ada dampak lebih besar daripada dampak keamanan secara langsung. Tim kita jadi kehilangan semangat, dan kita semua membuang-buang waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk mengerjakan produk dan mencapai tujuan serta misi kita,” tulis Rosen dalam memo tersebut.
Meta juga menegaskan, akan mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang membocorkan informasi internal.
“Kami baru-baru ini mengakhiri hubungan dengan karyawan yang membocorkan informasi rahasia perusahaan secara tidak pantas dan mencuri dokumen sensitif,” tambahnya.
Meta diketahui memiliki sejarah panjang dalam menangani kebocoran informasi internal. Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, Meta kerap menghadapi tantangan dalam menjaga kerahasiaan kebijakan dan strategi bisnisnya.
Dengan ancaman pemecatan yang dikeluarkan, perusahaan ini berusaha untuk menegakkan disiplin ketat guna menjaga informasi sensitif tetap berada di dalam lingkup internalnya.
