NawaBineka – Kabar mengejutkan datang dari dunia kecantikan. Bagaimana tidak, sebanyak tiga orang Wanita positif human immunodeficiency virus (HIV) usai menjalani perawatan ‘vampire facial’, kok bisa ya?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan sebanyak tiga wanita di Amerika Serikat (AS) terinfeksi HIV setelah menjalani perawatan facial seperti dikutip CBS News, Senin (29/4/2024).
Tiga wanita itu dilaporkan positif HIV setelah menjalani perawatan “vampire facial” di sebuah spa ilegal di Albuquerque, New Mexico, AS. Menurut catatan CDC, ini adalah kasus pertama penularan HIV melalui prosedur suntikan kosmetik.
Kasus ini menarik perhatian otoritas kesehatan setelah salah satu klien spa dinyatakan positif HIV saat bepergian ke luar negeri pada 2018. Sedangkan, klien lainnya turut dinyatakan positif HIV setelah menjalani tes rutin untuk asuransi jiwa.
Sedangkan, klien ketiga baru diketahui mengidap HIV pada tahun lalu saat dirawat di rumah sakit akibat penyakit yang berkaitan dengan AIDS.
CDC menduga, sudah ada banyak orang yang terinfeksi HIV akibat menjalani perawatan di spa tersebut. Namun, diduga orang-orang tersebut tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi HIV.
Baca Juga: Lihat Penampilan Terbaru Ammar Zoni, Irish Bella Ngaku Salah
“Penyelidikan ini adalah pertama kali yang mengaitkan penularan HIV dengan layanan suntikan kosmetik tidak steril,” tulis laporan CDC.
Laporan CDC menunjukan, pada 2018 Departemen Kesehatan New Mexico telah menutup spa ilegal tersebut usai menemukan tabung darah tanpa label di meja dapur, serta suntikan lain yang disimpan bersama makanan di kulkas dapur.
Mantan pemilik spa, Maria Ramos de Ruiz telah mengaku bersalah atas lima tuduhan kejahatan karena melakukan praktik kedokteran tanpa izin pada Juni 2022 lalu. Akibat tuduhan itu, dia dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara.
Vampire Facial
Vampire facial adalah jenis perawatan untuk mengurangi ukuran pori-pori dan garis halus serta meremajakan kulit dengan cara mengambil darah seseorang dari lengan. Kemudian, trombosit dari darah tersebut dipisahkan dan dioleskan ke wajah dengan jarum mikro.
Selain “vampire facial”, perawatan ini juga dikenal dengan istilaj “platelet-rich plasma” atau “PRP”.
CDC meminta masyarakat yang mempertimbangkan suntikan krena alasan medis atau kecantikan untuk memastikan legalitas atau perizinan penyedia layanan, klinik, atau spa, termasuk lisensi dan pelatihan serta produk dan alt yang digunakan.
Pengungkapan yang dilakukan oleh CDC tersebut membuktikan bahwa resiko HIV bisa terjadi akibat penerapan prosedur perawatan kecantikan wajah (facial) pada klinik yang tidak berijin.
Baca Juga: Queens Of Tears Jadi Drakor dengan Rating Tertinggi, Episode Terakhir Sukses Aduk Emosi Penonton