Tuesday, April 15, 2025
spot_img
HomeOtomotifMotorWacana Moge Masuk Jalan Tol: Peluang, Tantangan, dan Kontroversi yang Mengemuka

Wacana Moge Masuk Jalan Tol: Peluang, Tantangan, dan Kontroversi yang Mengemuka

NawaBineka– Wacana mengizinkan motor gede (moge) masuk jalan tol kembali mencuat setelah Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras, mengangkat topik ini. Usulan tersebut tidaklah baru, tetapi telah menjadi perdebatan panjang yang kerap muncul dengan argumen pro dan kontra di berbagai kalangan.

Pada 2023, Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga pernah menyuarakan ide serupa. Sebagai Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bamsoet bahkan mendorong pengelola tol membangun jalur khusus untuk sepeda motor. Menurutnya, ini akan menekan angka kecelakaan di jalan umum, mengurai kemacetan, sekaligus meningkatkan pendapatan tol.

Baca Juga: Razia Uji Emisi Jakarta, Menyaring Udara Bersih di Jalan TB Simatupang

“Kita bisa membangun jalur khusus motor di sisi kanan atau kiri jalan tol, memanfaatkan lahan kosong seperti di Trans Jawa, Cipularang, atau Jagorawi,” ujar Bamsoet kala itu.

Argumen Pro: Meningkatkan Pendapatan dan Keamanan

Andi Iwan Darmawan Aras menilai moge sebagai pengguna potensial yang dapat menambah pendapatan jalan tol tanpa merusak infrastruktur. Ia menyebut, beban moge tidak seberat kendaraan logistik sehingga dampaknya terhadap struktur jalan tol relatif kecil.

“Kalau kita melihat potensi pendapatan dari pengguna moge, jumlahnya signifikan. Selain itu, pengelolaan aturannya juga bisa dibuat agar aman,” ujarnya.

Presiden Motor Besar Club Indonesia (MBCI), Irianto Ibrahim, menguatkan argumen ini. Menurutnya, moge sering menimbulkan keresahan di jalan umum. Jalan tol dianggap solusi untuk mengurangi potensi konflik dengan masyarakat.

“Moge juga membayar pajak kendaraan yang jauh lebih tinggi. Kami tidak minta semua tol, hanya beberapa jalur tertentu saja,” kata Irianto.

Ia juga menegaskan, pengendara moge sudah terbiasa berkendara di tol saat melakukan touring internasional. Klub-klub moge juga memiliki standar keselamatan berkendara yang ketat, termasuk sertifikasi safety riding.

Argumen Kontra: Risiko Keselamatan dan Aturan Hukum

Namun, banyak pihak yang menentang wacana ini. Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengacu pada Pasal 38 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2009 yang menyebut jalan tol hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda empat atau lebih. Sepeda motor hanya bisa melintas jika ada jalur khusus yang terpisah secara fisik.

“Pemisahan jalur ini penting untuk menjaga keselamatan semua pengguna jalan. Jika tidak, risiko kecelakaan meningkat karena perbedaan karakteristik kendaraan,” jelas Djoko.

Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI), Ahmad Sahroni, juga menyampaikan kekhawatirannya. Menurutnya, kondisi jalan tol di Indonesia belum aman untuk moge. Ia menilai jumlah kendaraan yang tinggi dan kemacetan di tol membuat pengendara moge rentan mengalami kecelakaan.

“Dengan situasi lalu lintas sekarang, ini bukan ide yang tepat. Infrastruktur kita belum siap,” ujar Sahroni.

Pengalaman Jalur Khusus Motor di Indonesia

Meski ada penolakan, Indonesia sebenarnya sudah memiliki tol dengan jalur khusus motor, seperti Bali Mandara Toll Road dan Jagat Kerthi Toll Road yang sedang dibangun untuk akses Gilimanuk-Mengwi. Bamsoet menyebut jalur ini dapat menjadi contoh pengelolaan yang aman dan efisien untuk motor di jalan tol.

Namun, membangun jalur khusus motor membutuhkan investasi besar. Bamsoet pernah menantang pengelola tol untuk membangun jalur ini tanpa menggunakan dana pemerintah, dengan harapan keuntungannya bisa menutupi biaya konstruksi.

Potensi Penerapan dan Tantangan Regulasi

Andi Iwan mengusulkan regulasi ketat jika moge benar-benar diizinkan masuk tol. Menurutnya, aturan tersebut harus mengatur tata cara berkendara moge di jalan tol agar keselamatan tetap terjamin. Ia berharap, moge bisa menjadi contoh berkendara yang tertib bagi pengguna kendaraan lainnya.

“Aturan seperti kecepatan maksimum, jalur khusus, dan syarat safety riding harus jelas. Dengan begitu, potensi pendapatan tetap tercapai tanpa mengorbankan keselamatan,” tambah Andi.

Kesimpulan: Jalan Panjang Menuju Kebijakan

Perdebatan tentang moge di jalan tol menunjukkan betapa kompleksnya isu ini. Pendukung menyoroti manfaat ekonomi dan kenyamanan pengendara, sedangkan penentang menekankan risiko keselamatan dan tantangan regulasi.

Apakah moge akan benar-benar diizinkan masuk tol? Pemerintah dan pengelola jalan tol perlu mempertimbangkan semua aspek sebelum mengambil keputusan, mengingat ini akan berdampak signifikan pada keselamatan pengguna jalan dan pengelolaan infrastruktur.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments