Sunday, April 6, 2025
spot_img
HomeNewsViral Patung Penyu di Sukabumi Rp15,6 Miliar Rusak, Diduga Terbuat dari Kardus

Viral Patung Penyu di Sukabumi Rp15,6 Miliar Rusak, Diduga Terbuat dari Kardus

NawaBineka- Patung penyu di Alun-alun Gado Bangkong, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, viral setelah ditemukan dalam kondisi rusak. Bagian tempurung patung terlihat bolong, memunculkan spekulasi bahwa materialnya terbuat dari kardus dan bambu.

Kerusakan ini menjadi sorotan publik, terutama karena narasi yang beredar menyebutkan proyek pembangunan alun-alun tersebut menghabiskan anggaran hingga Rp 15,6 miliar. Hal ini memicu kritik dan pertanyaan dari masyarakat terkait kualitas pembangunan.

Baca Juga: Uang Kompensasi untuk Sopir Angkot Bogor yang Diduga Sempat Dipotong Akhirnya Dikembalikan!

Pemkab Sukabumi Beri Penjelasan

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menegaskan bahwa proyek Alun-alun Gado Bangkong merupakan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dibangun oleh pihak ketiga. Setelah selesai, fasilitas tersebut diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Sukabumi pada September 2024.

Ade juga membenarkan bahwa total anggaran proyek tersebut memang mencapai Rp 15,6 miliar, tetapi tidak hanya untuk pembangunan patung penyu, melainkan seluruh fasilitas di alun-alun tersebut.

“Nilai Rp 15,6 miliar bukan hanya untuk patung penyu, tetapi untuk pembangunan keseluruhan Gado Bangkong. Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengucapkan terima kasih kepada provinsi yang telah membangun fasilitas ini,” kata Ade, Rabu (5/3).

Namun, ia mengakui bahwa hingga saat ini Pemkab Sukabumi belum mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan alun-alun tersebut dan hanya sebatas melakukan perawatan ringan seperti menjaga kebersihan dan menata pedagang.

Kontraktor Bantah Patung Terbuat dari Kardus

Sementara itu, pihak kontraktor, PT Lingkar Persada KSO Adhi Makmur, membantah klaim bahwa patung penyu dibuat dari kardus dan bambu.

“Ornamen penyu tersebut dibuat menggunakan resin dan fiberglass, material yang umum digunakan untuk patung dan ornamen luar ruangan karena daya tahannya terhadap cuaca ekstrem,” ujar perwakilan kontraktor, Imran Firdaus.

Ia menjelaskan bahwa kardus dan bambu yang terlihat dalam video viral hanyalah alat bantu dalam proses cetakan awal dan bukan bagian dari struktur utama patung.

“Secara logis, jika ornamen ini benar-benar terbuat dari kardus, tidak mungkin bisa bertahan lebih dari satu tahun menghadapi hujan lebat, panas terik, dan kondisi pesisir yang ekstrem,” tegasnya.

Faktor Kerusakan: Ulah Pengunjung?

Imran juga menyoroti perilaku pengunjung sebagai salah satu penyebab utama kerusakan patung. Ia menyebut banyak orang yang menaiki patung untuk berfoto, yang menyebabkan tekanan berlebih dan mempercepat kerusakan.

“Ornamen ini bukan untuk dinaiki oleh pengunjung. Sayangnya, banyak yang memanjat dan berswafoto di atasnya, sehingga mempercepat kerusakan,” ujar Imran.

Pihak kontraktor juga menegaskan bahwa ornamen patung penyu hanya bernilai sekitar Rp 30 juta, jauh dari spekulasi yang menyebutkan anggaran miliaran rupiah.

Kerusakan patung penyu di Alun-alun Gado Bangkong telah memicu perdebatan di media sosial. Beberapa netizen mengkritik kualitas pembangunan, sementara yang lain menyoroti kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga fasilitas umum.

Saat ini, Pemkab Sukabumi dan pihak kontraktor masih mencari solusi terkait perbaikan patung serta upaya pemeliharaan lebih lanjut agar fasilitas di alun-alun tetap terjaga dengan baik.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments