Nawabineka – Asia, dengan kekayaan budaya dan sejarahnya, memainkan peran penting dalam perkembangan industri film dunia. Meskipun film pertama kali berkembang di Eropa dan Amerika Serikat, negara-negara Asia dengan cepat mengadopsi teknologi ini dan menciptakan film-film yang unik dan berbeda. Berikut adalah ulasan mengenai sejarah awal mula film di Asia, mulai dari perintisnya hingga menjadi pusat produksi film yang berpengaruh.
Jepang: Pelopor Film Asia
Jepang adalah salah satu negara Asia pertama yang mengadopsi teknologi film. Pada tahun 1897, hanya dua tahun setelah penayangan film pertama Lumière bersaudara di Paris, film-film Barat mulai diputar di Tokyo. Tak lama kemudian, Jepang mulai memproduksi film sendiri, dengan menggunakan teknologi dan teknik dari Barat.
Film pertama Jepang, “Geisha no Teodori” (1908), adalah sebuah film pendek yang menampilkan tarian tradisional geisha. Sejak saat itu, film Jepang berkembang pesat, didorong oleh sutradara-sutradara seperti Shozo Makino, yang dianggap sebagai bapak sinema Jepang. Pada awal abad ke-20, industri film Jepang dikenal dengan genre jidaigeki (film bertema sejarah) dan gendai-geki (film bertema kehidupan modern), yang menjadi fondasi film Jepang hingga kini.
India: Lahirnya Bollywood dan Film Bisnis Raksasa
India adalah negara Asia lainnya yang cepat merespons perkembangan film. Pada tahun 1896, Lumière bersaudara mengadakan pemutaran film di Bombay (sekarang Mumbai), memperkenalkan gambar bergerak kepada publik India. Inspirasi ini mendorong Dadasaheb Phalke, seorang pelopor film India, untuk membuat film India pertama berjudul “Raja Harishchandra” pada tahun 1913. Film bisu ini dianggap sebagai film fitur pertama India dan menjadi tonggak penting dalam sejarah perfilman Asia.
Seiring waktu, India menjadi rumah bagi Bollywood, pusat produksi film terbesar di dunia berdasarkan jumlah film yang diproduksi. Bollywood terkenal dengan film-film musikal berwarna-warni yang menggabungkan drama, komedi, dan tarian, menciptakan identitas film India yang unik dan mendunia.
Baca Juga: Kupas Asal Usul Film “KKN di Desa Penari”
Tiongkok: Revolusi Film dan Pengaruh Budaya
Industri film Tiongkok dimulai pada awal abad ke-20 dengan pengaruh besar dari film-film Barat dan Jepang. Pada tahun 1905, film Tiongkok pertama, “Dingjun Mountain”, dirilis, yang merupakan adaptasi dari opera tradisional. Pada dekade 1920-an dan 1930-an, industri film Tiongkok berkembang pesat, terutama di kota Shanghai, yang menjadi pusat budaya dan hiburan.
Film-film awal Tiongkok banyak berfokus pada cerita rakyat dan drama sosial, sering kali memadukan elemen-elemen seni tradisional seperti opera dan drama panggung. Film ini menjadi cerminan kondisi sosial-politik yang terjadi di Tiongkok pada saat itu, termasuk masa-masa penjajahan dan revolusi.
Korea: Masa Kolonial dan Film Pertama
Film pertama Korea, “Righteous Revenge” (1919), muncul pada masa penjajahan Jepang. Industri film Korea pada awalnya dipengaruhi oleh Jepang dan terbatas dalam hal kebebasan berkreasi karena kontrol ketat dari pemerintah kolonial. Namun, film tetap menjadi sarana penting untuk mengekspresikan budaya dan identitas nasional Korea.
Pada dekade 1930-an, produksi film Korea semakin berkembang, dan banyak film mulai mengeksplorasi tema-tema lokal yang berakar pada budaya dan sejarah Korea, meskipun masih berada di bawah pengawasan kolonial. Setelah Perang Dunia II dan kemerdekaan, industri film Korea mulai bangkit dengan cepat dan menjadi salah satu industri film paling dinamis di Asia.
Hong Kong: Kelahiran Film Kung Fu dan Drama Populer
Hong Kong menjadi pusat film yang sangat penting di Asia, terutama sejak pertengahan abad ke-20. Pada tahun 1950-an hingga 1970-an, Hong Kong dikenal sebagai produsen utama film kung fu dan aksi, berkat bintang-bintang seperti Bruce Lee, Jacky Chan dan studio seperti Shaw Brothers. Film-film aksi dari Hong Kong tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga memperkenalkan seni bela diri kepada dunia.
Selain film aksi, Hong Kong juga menjadi pusat produksi drama-drama romantis dan komedi yang populer di seluruh Asia. Industri film di Hong Kong berkembang dengan gaya yang sangat unik, memadukan elemen-elemen tradisional Tiongkok dengan teknik sinematografi modern.
Indonesia: Film Pertama dan Perkembangan Awal
Film pertama di Indonesia diproduksi pada tahun 1926 dengan judul “Loetoeng Kasaroeng”, yang diadaptasi dari cerita rakyat Sunda. Film ini dibuat oleh sutradara asal Belanda, Heuveldorp, dengan aktor-aktor lokal. Pada era ini, film di Indonesia banyak dipengaruhi oleh produksi Belanda, namun tetap mengangkat tema-tema lokal yang berhubungan dengan budaya dan tradisi Nusantara.
Pada dekade 1930-an, industri film Indonesia mulai lebih mandiri dengan munculnya rumah produksi lokal yang memproduksi film-film dengan berbagai genre, dari drama hingga komedi. Perkembangan ini menjadi cikal bakal industri perfilman Indonesia yang terus tumbuh hingga era modern.
Sejarah awal mula film di Asia menunjukkan bagaimana berbagai negara di benua ini dengan cepat mengadopsi dan memodifikasi teknologi film untuk mencerminkan budaya, tradisi, dan identitas nasional mereka. Mulai dari Jepang, India, Tiongkok, hingga Indonesia, setiap negara memiliki kontribusi unik terhadap perkembangan film dunia.
Asia tidak hanya menjadi konsumen film Barat tetapi juga menjadi produsen konten berkualitas tinggi yang menghiasi layar bioskop di seluruh dunia. Film-film Asia kini bukan hanya cermin budaya, tetapi juga medium untuk menjangkau penonton global dengan cerita yang universal dan menginspirasi.