NawaBineka – Rafael Struick, penyerang muda Timnas Indonesia, resmi bergabung dengan klub Australia, Brisbane Roar. Kepindahan Struick ini cukup menarik perhatian karena dia baru saja mendapatkan tempat di skuad utama ADO Den Haag di Belanda. Namun, tawaran dari Brisbane Roar tampaknya menjadi langkah baru dalam karier pemain berusia 21 tahun ini.
Koneksi Erat dengan Indonesia
Brisbane Roar bukanlah klub yang asing bagi sepak bola Indonesia. Klub ini memiliki sejarah panjang dengan beberapa figur sepak bola Indonesia, termasuk pelatih Timnas Indonesia saat ini, Shin Tae-yong. Shin pernah memperkuat Brisbane Roar pada 2005, menjelang akhir karier bermainnya sebelum beralih menjadi pelatih. Brisbane Roar juga tercatat sebagai klub terakhir yang dibela Shin sebagai pemain.
Tidak hanya itu, Brisbane Roar juga memiliki hubungan yang lebih dalam dengan Indonesia karena saham minoritas klub tersebut masih dimiliki oleh Bakrie Group, konglomerat asal Indonesia. Kehadiran Struick menambah daftar pemain berdarah Indonesia yang pernah merumput di klub ini, mengikuti jejak Yandi Sofyan dan Sergio van Dijk.
Baca Juga: Ramadhan Sananta Akhiri Paceklik Gol, Persis Solo Gebuk Madura United 4-0
Mengikuti Jejak Yandi Sofyan
Yandi Sofyan mungkin menjadi salah satu contoh pemain Indonesia dengan karier yang unik. Meski sempat berkarier di luar negeri, Yandi gagal menembus skuad Timnas Indonesia di level senior. Setelah menimba ilmu di Belgia bersama CS Vise, Yandi sempat bermain untuk Brisbane Roar saat dipinjamkan dari Arema Cronus.
Selama memperkuat Brisbane Roar, Yandi lebih banyak bermain di tim U-21, mencetak dua gol dari 13 penampilannya. Meski tidak bertahan lama, pengalaman di Brisbane Roar menjadi bagian penting dari perjalanan karier Yandi sebelum akhirnya kembali ke tanah air dan memperkuat Persib Bandung.
Striker Naturalisasi dengan Sejarah Cemerlang
Nama lain yang pernah mengukir sejarah bersama Brisbane Roar adalah Sergio van Dijk, penyerang keturunan Belanda-Indonesia. Sebelum dinaturalisasi menjadi WNI, van Dijk lebih dulu mengukir prestasi di Australia, bermain untuk Brisbane Roar pada 2008-2010 sebelum melanjutkan karier di Adelaide United.
Di Australia, van Dijk tak hanya menjadi andalan klubnya, tetapi juga berhasil merebut gelar Golden Boot pada musim 2010/2011 dengan mencetak 16 gol untuk Adelaide United. Meski hanya mengoleksi enam caps bersama Timnas Indonesia, Sergio van Dijk tetap dikenang sebagai salah satu striker naturalisasi paling sukses yang pernah merumput di Liga Australia.
Baca Juga: Persija Jakarta Gagal Raih Kemenangan di SUGBK, Dewa United Paksa Skor Imbang
Langkah Struick Menuju Tantangan Baru
Kini, Struick diharapkan dapat mengikuti jejak kesuksesan pendahulunya di Brisbane Roar. Meski baru di usia 21 tahun, Struick sudah memiliki 14 caps bersama Timnas Indonesia dan menjadi salah satu pemain muda yang terus diandalkan Shin Tae-yong. Publik sepak bola Indonesia tentu berharap kepindahan Struick ke Brisbane Roar bisa menjadi panggung baru untuk menunjukkan ketajamannya sebagai penyerang dan semakin berkembang di level internasional.
Dengan tantangan baru ini, Struick memiliki kesempatan besar untuk membuktikan kualitasnya dan melanjutkan tradisi sukses pemain berdarah Indonesia di klub yang punya ikatan erat dengan sepak bola tanah air.