NawaBineka – Quarter Life Crisis adalah momen yang sering dialami oleh mereka yang berada di usia 20-an, di mana kita merasa kebingungan dan tekanan untuk menentukan arah hidup.
Tiba-tiba, mungkin kita merasa tidak ada tujuan atau ingin mengevaluasi kembali pilihan yang telah kita buat selama ini. Bingung, pesimis, dan khawatir mungkin adalah kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan ini.
Di tengah berbagai ekspektasi dari keluarga dan masyarakat, kita dituntut untuk punya segalanya di usia yang terbilang masih muda, seperti karier yang mapan, keluarga, bahkan harta benda. Dengan semua tekanan ini, banyak dari kita yang merasa terjebak, mengalami krisis eksistensial, dan mempertanyakan: ‘Sebenarnya aku mau jadi apa, sih?’
Ciri-Ciri Quarter Life Crisis
Ada beberapa ciri yang bisa jadi petunjuk kalau kamu sedang mengalami quarter life crisis. Pertama, perasaan kebingungan. Kamu mungkin bingung dengan jalan hidup dan tujuan karier. Kedua, rasa tidak puas. Meskipun kamu mungkin sudah mencapai beberapa tujuan, hubungan dan pekerjaan bisa terasa tidak memuaskan.
Ketiga, pencarian jati diri. Kamu mungkin mulai mempertanyakan nilai-nilai dan kepercayaan yang selama ini dipegang. Keempat, perasaan tertekan dan cemas yang berlebihan. Hal ini bisa muncul dari kekhawatiran akan masa depan dan keinginan untuk mencapai standar yang tidak realistis.
Mengapa Quarter Life Crisis Terjadi?
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap quarter life crisis. Salah satunya adalah perbandingan dengan orang lain. Di era media sosial, sangat mudah bagi kita untuk melihat apa yang orang lain capai, dan ini sering menimbulkan rasa rendah diri.
Selain itu, perubahan besar yang terjadi, seperti lulus kuliah, masuk dunia kerja, atau bahkan perpisahan bisa jadi pemicu. Semua momen ini sering kali memaksa kita untuk mengubah cara pandang dan cara hidup, sehingga bisa menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian tentang masa depan.
Bagaimana Mengatasi Quarter Life Crisis?
Menghadapi quarter life crisis bisa jadi rumit, tetapi ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengatasinya. Salah satunya dengan mencari tahu apa yang benar-benar kamu inginkan. Tanya pada diri sendiri mengenai passion, tujuan hidup, dan apa yang bisa memberi dampak positif bagi orang lain. Dengan menemukan titik tengah dari pertanyaan ini, kamu bisa mulai menyelaraskan tujuan hidup dengan nilai-nilai pribadimu.
Mengikuti kursus atau pelatihan, membaca buku, atau menjalin hubungan dengan komunitas baru juga dapat membantu meningkatkan keterampilanmu. Semua ini bisa jadi cara untuk memperluas perspektif dan membuka peluang baru. Ingatlah bahwa proses dan perjalananmu adalah yang paling penting.
Ikigai: Menemukan Alasan Hidup
Salah satu konsep yang membantu menghadapi quarter life crisis adalah Ikigai, yang berasal dari Jepang dan bisa diartikan sebagai ‘alasan untuk hidup’. Mengidentifikasi Ikigai-mu bisa membantu kamu menemukan motivasi dan tujuan yang berharga.
Dalam mencarinya, kamu bisa mempertimbangkan apa yang kamu cintai, apa yang kamu kuasai, apa yang bisa menghasilkan uang, dan apa yang dibutuhkan oleh dunia.
Dengan menemukan Ikigai, kamu tidak hanya menjalani hidup tanpa tujuan, tetapi juga mendapatkan makna dan arah. Ini bisa menjadi titik balik yang positif dalam menghadapi krisis yang mungkin kamu alami.
Titik Balik atau Ilusi?
Sekarang pertanyaannya: apakah quarter life crisis ini adalah musuh atau titik balik? Bagi banyak orang, moment ini bisa menjadi kesempatan untuk merefleksikan diri dan mengejar sesuatu yang lebih bermakna. Meskipun rasanya menakutkan, bisa jadi ini adalah langkah awal untuk menemukan versi terbaik dari dirimu.
Jadi, ketika kamu merasa tersesat, ingatlah bahwa ini adalah bagian dari perjalanan hidup. Melalui rasa bingung dan tidak yakin, kamu bisa menemukan kekuatan baru dan perspektif yang lebih luas. Dengan kata lain, quarter life crisis bisa menjadi momen untuk bertransformasi dan berkembang.