Saturday, September 21, 2024
spot_img
HomeNewsEkonomiProduk China Masuk RI Bakal Dipajak 200 Persen, Kok Bisa?

Produk China Masuk RI Bakal Dipajak 200 Persen, Kok Bisa?

NawaBineka – Produk dari China yang masuk ke Indonesia, dikabarkan bakal dikenakan pajak hingga 200 persen. Kok bisa ya?

Kementerian Perindustrian memberi penjelasan tentang hasil Rapat Terbatas (Ratas) internal yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Selasa (2/7/2024). Diketahui, rapat itu tidak membicarakan tentang rencana pengenaan bea masuk hingga 200 persen pada barang-barang asal China.

Baca Juga: Pabrik Baterai Listrik Terbesar Se-Asean Resmi Beroperasi di Karawang

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, rapat tersebut murni membahas tentang ekosistem kesehatan Indonesia, termasuk industri kesehatan dan tidak ada membahas isu lain. Hal ini disampaikan untuk meluruskan pemberitaan yang mengutip Menteri Perindustrian Agus Gumiwang terkait bea masuk 200 persen tersebut.

“Terkait hal ini, kami sampaikan dan luruskan bahwa Bapak Menteri Perindustrian hanya menjawab pertanyaan seputar isi rapat relaksasi perpajakan industri kesehatan dan tidak menjawab pertanyaan terkait rencana pengenaan Bea Masuk produk impor 200%,” kata Febri, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/7/2024).

Ilustrasi Ekspor-Impor. (foto: Freepik)
Ilustrasi Ekspor-Impor. (foto: Freepik)

Febri menegaskan, pernyataan yang disampaikan Agus tidak ada yang merujuk pada penjelasan atas pengenaan bea masuk 200 persen untuk produk impor China tersebut.

Sementara untuk jawaban Agus terkait dengan pelaporan dua minggu ke depan oleh kementerian dan lembaga, menurutnya hal ini merupakan arahan Presiden Jokowi untuk menindaklanjut hasil rapat internal tentang relaksasi perpajakan industri kesehatan dan bukan tentang rencana pengenaan isu bea masuk 200 persen produk impor.

Baca Juga: Cerita Driver Ojol Bongkar Pengiriman Paket Sabu Dalam Kemasan Mie Instan

Dia menambahkan, dalam Ratas tersebut Presiden Jokowi memberikan waktu dua minggu kepada para menteri untuk memberikan laporan secara utuh, termasuk kemungkinan menggunakan instrumen larangan dan pembatasan (lartas). Tim tersebut akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan.

Selanjutnya, arahan Presiden Jokowi adalah agar pelayanan masyarakat dalam sektor kesehatan bisa lebih murah dengan kualitas yang baik setelah menerapkan kebijakan yang pro terhadap industri kesehatan nasional.

Presiden Jokowi juga memberikan arahan agar semua regulasi bisa mengarah pada kemandirian sektor dan industri kesehatan sehingga mampu menarik investasi di sektor tersebut. Pada gilirannya, pengadaan obat-obatan dan alkes bisa dipenuhi oleh industri dalam negeri.

Perbaikan ekosistem industri farmasi dan alat kesehatan dipandang sangat perlu dilakukan agar kebutuhan masyarakat Indonesia mendapat pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Juga: Jepang Pecahkan Rekor Koneksi Internet Tercepat, Download Game Black Ops 6 Kurang Dari 1 Detik

Fasilitas kesehatan yang memadai dan terjangkau amat dibutuhkan, sejalan dengan upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing dua sektor industri tersebut di dalam negeri. Namun industri farmasi masih ketergantungan besar terhadap bahan baku impor.

“Dalam rapat tersebut, Menperin menyampaikan beberapa usulan kebijakan-kebijakan yang perlu diambil untuk meningkatkan investasi di sektor industri farmasi,” ujar Febri.

Ilustrasi Ekspor-Impor. (foto: Freepik)
Ilustrasi Ekspor-Impor. (foto: Freepik)

Usulan pertama, agar impor bahan baku obat sebaiknya tidak dikenai aturan persetujuan teknis (pertek). Hal ini untuk memudahkan industri farmasi di dalam negeri memperoleh bahan baku. Pertek sebaiknya dikenakan kepada barang jadi obat-obatan impor.

Kedua, mengusulkan skema Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) untuk bahan baku obat yang belum bisa diproduksi di Indonesia serta penghapusan PPN bagi bahan baku obat lokal.

Ketiga, meminta agar industri farmasi dan industri alat kesehatan bisa menerima fasilitas tax allowance untuk pengembangannya, karena saat ini belum ada industri dari dua sektor tadi yang memperoleh fasilitas tersebut.

Baca Juga: Harga Obat di Indonesia 5 Kali Lebih Mahal Dibanding Malaysia, Jokowi Ultimatum Menkes

Ramai diberitakan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membenarkan wacana pengenaan bea masuk 200 persen untuk barang asal China sedang dibahas pemerintah. Dua minggu ke depan bakal ada hasil pengkajian yang dilaporkan ke Jokowi.

“Itu bagian dari pembahasan, nanti 2 minggu lagi kita laporkan,” sebut Agus Gumiwang ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2024).

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih enggan bicara banyak soal usulan ini soal kemungkinan bea masuk 200 persen.

“Nanti dibahas, disampaikan,” pungkas Sri Mulyani.

Baca Juga: Hacker Minta Maaf Usai Serang Pusat Data Nasional, Katanya Kasihan!

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments