Nawabineka.com – Dunia saat ini sedang berada dalam fase transisi yang menarik, di mana digitalisasi menjadi salah satu pendorong utama perubahan. Kita bisa melihat dampak ini di berbagai sektor, mulai dari cara kita berkomunikasi hingga bagaimana kita bekerja. Era digital memberikan peluang baru, tetapi juga tantangan yang tidak bisa diabaikan.
Berdasarkan data dari OECD, digitalisasi dan transisi hijau ini diidentifikasi sebagai kunci untuk memajukan ekonomi Indonesia. Jadi, bisa dibilang, jika kamu ingin tahu bagaimana pekerjaan di masa depan akan terlihat, kita harus menggali lebih dalam tentang dampak digitalisasi ini!
Kesempatan Barunya: Pekerjaan yang Meningkat
Satu hal yang menarik adalah sebuah laporan dari ‘Jobs and Skills Australia’ yang memproyeksikan bahwa hingga 90% pekerjaan baru di masa depan akan membutuhkan keterampilan lebih dari sekadar yang didapat hanya dari bangku SMA. Pendidikan dan pelatihan kejuruan akan memainkan peran yang sangat penting. Jadi, jika kalian sedang berpikir untuk memilih jalur karir, ingatlah bahwa banyak peluang menanti di industri yang mungkin tidak memerlukan gelar universitas.
“Yang jelas kita harus berhenti berpikir jika pasca-sekolah hanya terbatas pada universitas,” jelas Profesor Barney Glovel, selaku Komisioner JSA.
Digitalisasi dan Peningkatan Kualitas Hidup
Berbicara tentang dampak digitalisasi, kita tidak bisa melupakan bagaimana hal ini turut menciptakan standar hidup yang lebih baik. Menurut OECD, dengan digitalisasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan tetap kuat, dengan proyeksi pertumbuhan PDB hingga 5,2% pada tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa digitalisasi tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam bisnis, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Lebih dari itu, digitalisasi dan transisi hijau akan saling berkaitan dalam menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan. Semakin banyak perusahaan yang beradaptasi dengan teknologi terkini, semakin cepat pula kita menuju tujuan emisi nol bersih. Ini adalah pondasi untuk masa depan yang lebih cerah, bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi generasi selanjutnya.
Perubahan dalam Keterampilan yang Dibutuhkan
Satu hal yang pasti, dengan digitalisasi juga akan terjadi perubahan dalam jenis keterampilan yang dicari oleh pemberi kerja. Keterampilan teknis dalam bidang teknologi informasi, analisis data, dan bahkan keterampilan lunak seperti kemampuan komunikasi dan kerja tim akan semakin penting. Jadi, mempersiapkan diri untuk masa depan bukan hanya tentang menguasai satu bidang, tetapi juga memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.
Oleh karena itu, saat ini banyak pelatihan dan kursus online yang tersedia, jika kalian ingin menambah keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan. Ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan kemampuanmu dengan cara yang menyenangkan!
Konektivitas Global dan Pekerjaan Remote
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga membawa dampak signifikan dalam dunia pekerjaan, yaitu meningkatnya tren pekerjaan jarak jauh atau remote work. Dengan semakin banyak perusahaan yang mengizinkan karyawan bekerja dari mana saja, ini adalah kesempatan bagi kalian untuk terhubung dengan perusahaan dari seluruh dunia tanpa harus berpindah tempat tinggal.
Pekerjaan remote memberikan kebebasan lebih dalam menyesuaikan gaya hidupmu dan, yang lebih penting, membuka pintu untuk mendapatkan pengalaman internasional tanpa harus meninggalkan negara. Tentu saja, ini juga menuntut disiplin diri dan keterampilan manajemen waktu yang baik.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Namun, digitalisasi bukan hanya soal peluang. Ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah ancaman terhadap pekerjaan yang lebih tradisional yang mungkin akan tergantikan oleh otomatisasi. Pekerjaan yang dianggap rutin atau repetitif mungkin akan tergerus dengan adanya teknologi baru. Ini menjadi panggilan bagi kita untuk terus belajar dan mengembangkan diri di bidang-bidang yang sulit digantikan oleh mesin.
Menciptakan pekerjaan baru yang lebih bermakna dan berkelanjutan juga menjadi tantangan bagi para pembuat kebijakan. Mereka harus memastikan bahwa transisi ke era digital ini tidak meninggalkan siapapun di belakang.