NawaBineka – Presiden RI Prabowo Subianto didampingi Sekretaris Kabinet Mayor Teddy telah berangkat ke Kairo, Mesir, guna menjalani serangkaian agenda penting yang mencakup pertemuan bilateral dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah el-Sisi.
Agenda ini menandai kunjungan resmi Presiden Indonesia ke Mesir yang pertama kali sejak tahun 2013, memberikan arti strategis bagi hubungan dua negara. Selama di Kairo, Prabowo tidak hanya akan bertemu dengan Presiden el-Sisi tetapi juga akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8.
Pertemuan ini menjadi sangat signifikan, terutama saat Indonesia dijadwalkan untuk memegang kursi ketua D-8 mulai 1 Januari 2026. KTT ini menjadi ajang bagi negara-negara anggota untuk melakukan diskusi tentang kerjasama ekonomi dan pembangunan.
“Saya akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah el-Sisi,” kata Prabowo.
Indonesia dan Mesir memiliki potensi untuk meningkatkan hubungan bilateral, terutama dalam perdagangan dan investasi. Kunjungan ini diharapkan dapat menciptakan landasan bagi keduanya untuk mengeksplorasi berbagai peluang kerjasama.
KTT D-8: Pentingnya Kerjasama Ekonomi
KTT D-8 merupakan organisasi kerjasama ekonomi yang terdiri dari delapan negara berkembang, termasuk Indonesia, Mesir, dan lainnya. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1997 untuk memfasilitasi kerjasama dalam berbagai bidang demi mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik.
“Selanjutnya saya akan menghadiri KTT D-8. D-8 adalah organisasi kerja sama ekonomi dan pembangunan antara delapan negara berkembang yang didirikan tahun ’97,” tutur Prabowo.
Kunjungan Prabowo ke Kairo berada dalam konteks yang lebih luas, di mana Indonesia berupaya untuk memperkuat posisinya di tingkat global sebagai negara yang berkomitmen terhadap kerjasama internasional. Hal ini juga merupakan langkah strategis untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara yang berada di jalur perdagangan internasional yang penting.
Dengan situasi global yang terus berubah, penting bagi negara seperti Indonesia untuk menjalin dan memperkuat aliansi dengan negara-negara lain yang memiliki pandangan dan kepentingan ekonomi yang serupa.
