NawaBineka – Setelah tragedi yang menimpa pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12), maskapai ini kembali mengalami insiden serupa. Kali ini, sebuah pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C101 mengalami masalah pada roda pendaratan (landing gear) setelah lepas landas dari Bandara Gimpo, Seoul, pada Senin (30/12/2024).
Insiden Pendaratan Darurat
Pesawat yang dijadwalkan menuju Jeju itu terpaksa kembali ke Bandara Gimpo setelah pilot mendeteksi adanya sinyal kerusakan pada sistem roda pendaratan. Beruntung, pesawat berhasil mendarat dengan selamat tanpa menimbulkan korban jiwa.
Menurut laporan Reuters yang mengutip kantor berita Yonhap, insiden ini terjadi sekitar pukul 06.36 waktu setempat. Pesawat membawa 161 penumpang saat lepas landas. Setelah pendaratan darurat, para penumpang dipindahkan ke pesawat alternatif dari jenis Boeing B737-800 yang sama untuk melanjutkan perjalanan. Namun, 21 penumpang memilih membatalkan penerbangan karena kekhawatiran akan aspek keselamatan.
Kronologi Kejadian
Kepala kantor pendukung manajemen Jeju Air, Song Kyung-hoon, menjelaskan bahwa kapten pesawat segera menghubungi pusat kendali darat setelah mendeteksi sinyal kerusakan.
“Ketika roda pendaratan dipastikan berfungsi normal setelah tindakan tambahan, kapten memutuskan untuk kembali ke bandara untuk pemeriksaan keselamatan,” ujar Song dalam jumpa pers, dikutip dari Yonhap.
Penerbangan alternatif akhirnya diberangkatkan pada pukul 08.30 pagi waktu setempat setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap unit pengganti.
Kesamaan dengan Insiden Sebelumnya
Insiden ini memunculkan perhatian lebih besar karena terjadi hanya sehari setelah tragedi di Bandara Muan yang menewaskan 179 orang. Pada Minggu (29/12), pesawat Jeju Air lain mengalami kegagalan sistem roda pendaratan yang menyebabkan pesawat mendarat dengan perutnya dan meledak setelah menabrak dinding bandara.
Kegagalan fungsi roda pendaratan diduga menjadi penyebab utama kecelakaan tragis tersebut. Sementara dalam kasus penerbangan 7C101 hari ini, masalah yang sama terdeteksi lebih awal, sehingga memungkinkan pesawat untuk mendarat darurat dengan selamat.
Keamanan Maskapai Jadi Sorotan
Rangkaian insiden ini menimbulkan pertanyaan besar tentang aspek keselamatan maskapai Jeju Air. Sebagai salah satu operator penerbangan terbesar di Korea Selatan, reputasi Jeju Air kini berada di bawah pengawasan ketat.
Meski insiden hari ini tidak menimbulkan korban jiwa, kekhawatiran publik terhadap keselamatan penerbangan semakin meningkat. Otoritas penerbangan Korea Selatan diharapkan segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap dua insiden ini untuk memastikan penyebab masalah pada sistem roda pendaratan.
Penumpang Khawatir, Publik Menuntut Transparansi
Sebanyak 21 penumpang memilih untuk tidak melanjutkan penerbangan pasca insiden ini, mencerminkan kekhawatiran nyata terhadap aspek keselamatan. Banyak pihak kini menuntut transparansi dan peningkatan standar operasional dari Jeju Air untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Dalam dua hari terakhir, maskapai ini menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali kepercayaan publik. Dengan investigasi yang sedang berlangsung, dunia penerbangan menanti langkah Jeju Air dalam memastikan keamanan penerbangan tetap menjadi prioritas utama.