Nawabineka.com – Kebahagiaan dan kesuksesan adalah dua hal yang sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kamu juga pernah berpikir, ‘Kapan ya saya bakal merasa bahagia?’ atau ‘Apa sih sebenarnya arti sukses itu?’. Pada dasarnya, kebahagiaan adalah perasaan positif yang muncul dari dalam diri kita. Sementara itu, kesuksesan biasanya diukur dari pencapaian luar seperti karir yang cemerlang, kekayaan, atau prestasi yang diakui oleh orang lain.
Baik kebahagiaan maupun kesuksesan memiliki tempat masing-masing dalam hidup kita. Namun, sering kali kita terjebak dalam anggapan bahwa satu-satunya cara untuk merasa bahagia adalah dengan mencapai segala sesuatu yang dianggap sukses. Tapi, apakah benar begitu? Mari kita gali lebih dalam.
Perspektif yang Berbeda: Rasa Bahagia vs Standar Kesuksesan
Ketika kita membahas tentang kebahagiaan, kita mungkin lebih merujuk pada keadaan emosional kita sehari-hari. Misalnya, menikmati waktu berkualitas dengan teman, menemukan hobi baru, atau merasakan kedamaian dalam menjalani hidup. Kebahagiaan bersifat subjektif dan bisa berbeda bagi setiap orang. Sementara sukses, sering kali terbatas pada parameter yang lebih kaku, seperti memiliki gelar yang membanggakan atau karir yang mapan.
Lalu, apa kata psikolog mengenai perbedaan ini? Menurut berbagai sumber yang dihimpun, Kebahagiaan sering kali muncul ketika kita menjalani hidup sesuai dengan nilai dan impian kita sendiri, bukan berdasarkan standar yang diberikan orang lain.
Mengapa Mengukur Sukses Secara Sosial Bisa Menjadi Trap?
Dewasa ini, media sosial sering membandingkan kita dengan orang lain. Salah satu dampak dari melihat kesuksesan orang lain bisa membuat kita merasa kurang. Misalnya, mungkin kamu merasa tidak cukup baik ketika melihat teman-temanmu memposting tentang pencapaian mereka. Inilah saatnya kita perlu memahami bahwa kesuksesan mereka mungkin tidak akan terasa sama bagi kita, dan bukan ukuran untuk merasa bahagia.
Kita perlu ingat bahwa setiap perjalanan hidup itu unik. Apa yang terlihat sukses bagi satu orang belum tentu sama bagi kita. Kebahagiaan seharusnya tidak tergantung pada seberapa banyak kita memenuhi harapan eksternal, tetapi pada seberapa baik kita memenuhi harapan diri sendiri.
Kebahagiaan Itu Pilihan, Sudahkah Kamu Memilih?
Sebelum membeli suatu barang atau berharap pada kesuksesan tertentu, tanyakan pada diri sendiri: ‘Apa yang akan membuat saya merasa bahagia?’. Kebahagiaan bisa berasal dari hal-hal sederhana; bisa jadi dari interaksi dengan teman-teman, melakukan aktivasi sosial, atau bahkan menyisihkan waktu untuk berbuat baik kepada orang lain.
Penting untuk menyadari bahwa kamu adalah arsitek kebahagiaanmu sendiri. Mengubah cara pandang terhadap hidup dan menemukan makna di dalamnya jauh lebih berharga daripada sekadar mengejar pengakuan atau materi semata.
Mengatur Prioritas: Mana yang Lebih Penting Untukmu?
Sekarang, saatnya kamu introspeksi. Apakah kamu lebih mengutamakan kebahagiaan atau kesuksesan? Ini mungkin waktu yang tepat untuk mendiskusikan apa yang benar-benar kamu inginkan dalam hidup. Tidak jarang, orang menemukan bahwa mereka lebih bahagia ketika mereka mengejar passion, bahkan meski dalam bidang yang belum tentu sukses secara finansial.
Kunci di sini adalah keseimbangan. Sesekali, kita perlu mengejar kesuksesan, tetapi jangan biarkan itu mengorbankan kebahagiaan kita. Ingat, hidup bukanlah perlombaan; ini adalah perjalanan yang patut dinikmati.
Menciptakan Definisi Sendiri tentang Hidup Bahagia dan Sukses
Mungkin saatnya untuk mulai membangun definisi tentang kebahagiaan dan kesuksesan yang sesuai dengan nilai dan aspirasi pribadi kita. Ketika kamu merancang tujuan hidupmu, pertimbangkan untuk memasukkan elemen kebahagiaan di dalamnya.
Terakhir, ingatlah bahwa tidak ada yang salah dengan mendambakan sukses. Yuk, kita cari cara untuk menyatukan kedua elemen ini—dapatkan kesuksesan yang kamu impikan tanpa mengorbankan kebahagiaan yang kamu butuhkan. Hidupmu, pilih yang terbaik untukmu!
