NawaBineka – Disiplin bukan hanya tentang mematuhi aturan, tetapi juga tentang mengembangkan keterampilan manajemen diri yang akan membantu anak menjadi individu yang bertanggung jawab dan mandiri.
Pendidikan disiplin yang efektif harus dilakukan dengan konsisten, dengan pendekatan yang mendidik dan membangun, bukan menghukum. Disiplin mengajarkan anak tentang batasan dan konsekuensi dari setiap tindakan, membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Baca Juga: Memanfaatkan Media Sosial untuk Karir yang Sukses bagi Gen Z
Anak-anak perlu memahami aturan yang berlaku di rumah dan di sekolah serta konsekuensi jika aturan tersebut dilanggar. Aturan harus disampaikan dengan jelas dan konsisten diterapkan, sehingga anak tahu apa yang diharapkan dari mereka.
Konsistensi ini membangun rasa kepercayaan dan keamanan pada anak, karena mereka tahu apa yang akan terjadi jika mereka melakukan hal baik atau buruk.
Kemudian perlu juga meberitahu tentang konsekuensi yang merupakan bagian penting dari pendidikan disiplin. Namun, bukan hukuman keras yang menjadi fokus, melainkan konsekuensi yang mendidik.
Misalnya, jika anak tidak merapikan mainannya, konsekuensi logisnya adalah mereka tidak dapat bermain sampai mainan tersebut dirapikan. Pendekatan ini mengajarkan anak tentang sebab-akibat dan mendorong mereka untuk berpikir sebelum bertindak.
Pendidikan disiplin juga melibatkan pemberian tanggung jawab yang sesuai dengan usia anak. Memberikan tugas sederhana seperti menyiapkan tas sekolah, merapikan tempat tidur, atau membantu membersihkan meja makan membantu anak belajar mengatur diri dan bertanggung jawab atas tugasnya.
Tanggung jawab kecil ini membantu anak mengembangkan rasa kepemilikan terhadap tugas mereka, yang merupakan dasar dari disiplin diri.
Baca Juga: Dikabarkan Dapat Jatah Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Reaksi PDIP
Nah, disiplin tidak hanya tentang memberi konsekuensi, tetapi juga tentang memberikan bimbingan yang positif. Ketika anak menghadapi kesulitan dalam mengatur diri, orang tua dan guru harus memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Pendekatan yang penuh kasih sayang dan dukungan mendorong anak untuk belajar dari kesalahan dan terus mencoba, tanpa merasa dihakimi atau dihukum.
