NawaBineka – Siapa sangka, puncak tertinggi dunia yang kini menjulang setinggi 8.848 meter di atas permukaan laut, dulunya merupakan dasar lautan? Mount Everest, ikon megah di pegunungan Himalaya, ternyata menyimpan sejarah geologis yang menakjubkan dan membuktikan bahwa alam selalu penuh kejutan.
Sekitar 470 juta tahun yang lalu, area yang kini menjadi Mount Everest bukanlah gunung yang menantang pendaki dari seluruh dunia, melainkan bagian dari dasar lautan purba. Bukti yang menunjukkan hal ini dapat ditemukan pada puncak gunung tersebut, yang dikenal sebagai “Summit Pyramid.”
Batu Kapur di Puncak Everest: Jejak Masa Lalu
Puncak tertinggi Mount Everest tersusun dari batu kapur abu-abu, material yang umumnya terbentuk di lingkungan laut dangkal. Batu kapur ini berasal dari cangkang dan sisa-sisa organisme laut yang mengendap di dasar lautan jutaan tahun lalu, sebelum akhirnya terangkat akibat pergerakan tektonik Bumi.
Proses tektonik yang mendorong Everest ke ketinggian ekstrem dimulai sekitar 50-60 juta tahun yang lalu, ketika lempeng tektonik India bertabrakan dengan lempeng Eurasia. Tabrakan dahsyat ini menyebabkan dasar laut yang terdiri dari batu kapur dan sedimen laut lainnya terangkat perlahan menjadi pegunungan Himalaya yang megah, dan akhirnya membentuk Mount Everest seperti yang kita kenal sekarang.
Baca Juga: 5 Hewan Terkecil di Dunia yang Mengagumkan
Summit Pyramid: Bukti Hidup dari Dasar Laut Purba
Summit Pyramid, atau bagian teratas dari Mount Everest, tersusun dari lapisan batu kapur abu-abu yang sangat kaya akan fosil laut. Penemuan ini menjadi bukti kuat bahwa puncak tertinggi dunia ini dulunya berada jauh di bawah permukaan laut. Fosil-fosil mikroorganisme yang ditemukan di batu kapur tersebut, termasuk foraminifera dan alga, menjadi saksi bisu perjalanan panjang Everest dari dasar lautan hingga puncak langit.
“Batu kapur yang menyusun bagian atas Everest mengandung fosil laut, menunjukkan bahwa tempat ini dulu adalah dasar lautan. Ini adalah bukti luar biasa tentang bagaimana kekuatan tektonik dapat mengubah lanskap bumi secara drastis,” ungkap seorang ahli geologi dari Universitas Cambridge.
Baca Juga: Kulkas Bentuk Mobil, Kombinasi Desain dan Estetika
Mengungkap Sejarah Alam Lewat Gunung Tertinggi Dunia
Kisah geologis Mount Everest mengingatkan kita akan kekuatan luar biasa dari Bumi dan perubahan konstan yang dialami planet ini selama jutaan tahun. Dari dasar lautan hingga puncak dunia, perjalanan Everest bukan hanya soal ketinggian, tetapi juga tentang bagaimana alam menyimpan cerita masa lalu dalam setiap lapisan batuannya.
Setiap tahun, ribuan pendaki berusaha mencapai puncak Everest, tanpa menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang berdiri di atas bekas dasar lautan purba. Batu kapur abu-abu yang mereka pijak bukan hanya sekadar pijakan terakhir menuju puncak, tetapi juga simbol dari sejarah panjang pergerakan bumi yang telah berlangsung selama ratusan juta tahun.
Mount Everest, dengan segala keanggunannya, menjadi pengingat bahwa perubahan adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah Bumi. Dari kedalaman laut hingga menjulang ke langit, perjalanan geologis Everest adalah cerminan dari kekuatan alam yang tak terbendung.
Tak hanya sekadar gunung, Everest adalah museum alam yang menyimpan kisah peradaban purba di setiap lapisan batunya, membuktikan bahwa puncak tertinggi di dunia dulunya hanyalah dasar lautan yang tenang.