Nawabineka – Misi eksplorasi Tata Surya telah memberikan banyak pengetahuan tentang planet, bulan, dan objek lainnya, tetapi masih banyak yang belum terjawab. Misi masa depan dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang komposisi, evolusi, dan potensi keberadaan kehidupan di dunia-dunia lain.
Dengan teknologi yang terus berkembang, misi-misi ini akan membawa kita lebih dekat untuk memahami asal-usul Tata Surya dan tempat kita di dalamnya.
Salah satu misi yang sangat dinantikan adalah Europa Clipper, yang direncanakan untuk diluncurkan pada pertengahan 2020-an. Misi ini akan mempelajari Europa, salah satu bulan Jupiter yang memiliki lautan air cair di bawah lapisan esnya. Europa Clipper akan membawa instrumen untuk mengamati permukaan es, mengukur ketebalan lapisan es, dan mendeteksi bahan kimia di lautan yang mungkin mendukung kehidupan.
Selain Europa, NASA juga merencanakan misi Dragonfly ke Titan, bulan terbesar Saturnus. Dragonfly adalah pesawat terbang berjenis drone yang dirancang untuk menjelajahi permukaan Titan, mempelajari atmosfernya yang tebal, dan mencari senyawa organik yang kompleks.
Titan memiliki kondisi yang sangat unik dengan danau metana dan atmosfer nitrogen tebal, menjadikannya salah satu tempat paling menarik dalam pencarian kehidupan di Tata Surya.
Baca Juga: Yuk Intip Fenomena Aurora di Planet Lain: Mengapa Mereka Terjadi?
Misi Artemis NASA bertujuan untuk mengembalikan manusia ke Bulan pada tahun 2024 dan mendirikan pangkalan permanen di sana. Bulan akan menjadi tempat uji coba untuk teknologi yang akan digunakan dalam misi berawak ke Mars di masa depan. Pengembangan teknologi pendaratan, eksplorasi sumber daya, dan pendirian habitat manusia di Bulan adalah langkah penting dalam mempersiapkan eksplorasi luar Tata Surya.
Untuk Mars, misi masa depan termasuk Mars Sample Return, yang bekerja sama antara NASA dan ESA (European Space Agency). Misi ini akan mengambil sampel batuan yang dikumpulkan oleh rover Perseverance dan membawanya kembali ke Bumi untuk analisis mendalam.
Ini akan menjadi pertama kalinya sampel Mars dikembalikan ke Bumi, memberikan kesempatan untuk mencari tanda-tanda kehidupan masa lalu dengan teknologi yang tidak dapat dibawa dalam misi ruang angkasa.
Misi masa depan juga berfokus pada asteroid dan komet. Misi seperti Lucy akan menjelajahi asteroid Trojan di orbit Jupiter, yang merupakan sisa-sisa awal pembentukan planet. Studi ini diharapkan memberikan petunjuk tentang kondisi yang ada ketika Tata Surya baru saja terbentuk.
Selain itu, misi ke asteroid Apophis, yang akan mendekati Bumi pada tahun 2029, direncanakan untuk mempelajari bagaimana asteroid dapat berdampak pada planet kita.
Eksplorasi lebih lanjut dari Tata Surya tidak hanya berfokus pada sains murni tetapi juga membuka jalan bagi kemungkinan eksplorasi manusia lebih jauh ke luar angkasa. Misi ini akan terus mendorong batas pengetahuan kita, menjawab pertanyaan yang belum terjawab, dan menantang kita untuk bermimpi lebih besar tentang tempat kita di alam semesta.