Monday, December 23, 2024
spot_img
HomeLifestyleHealthMengenal Hari Tidur Sedunia yang Dirayakan 15 Maret, Ini Sejarahnya

Mengenal Hari Tidur Sedunia yang Dirayakan 15 Maret, Ini Sejarahnya

NawaBineka – Tanggal 15 Maret diperingari sebagai Hari Tidur Sedunia. Lalu bagaimana sejarahnya sehingga hari ini bisa diperingati sebagai Hari Tidur Sedunia?

Peringatan Hari Tidur Sedunia telah berlangsung selama 16 tahun atau diawali pada 2008. Hari Tidur Sedunia pertama digagas oleh World Association of Sleep Medicine (WASM) dan World Sleep Federation (WSF).

Baca Juga: Sering Bergaul Ternyata Bikin Otak Sehat dan Awet Muda

Baca Juga: Stres Ternyata Jadi Pemicu Diabetes, Tenang! Ahli Kesehatan Kasih Bocoran Cara Mengatasinya!

Ilustrasi Tidur Nyenyak. (Pexels)
Ilustrasi Tidur Nyenyak. (Pexels)

Peringatan ini digagas oleh sekelompok penyedia layanan kesehatan, serta anggota komunitas medis yang bekerja dan belajar di bidang pengobatan dan penelitian tidur. Tujuan peringatan ini bermula untuk mempertemukan sejumlah penyedia layanan kesehatan tidur untuk berdiskusi serta mendistribusikan informasi seputar tidur di seluruh dunia.

Para pakar menganggap, kualitas tidur harus menjadi prioritas dalam dunia kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dunia. Terlebih, di tengah arus masyarakat modern yang sibuk dan kerap kesulitan mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Kini, Hari Tidur Sedunia diselenggarakan oleh World Sleep Society (WSS), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat. Setiap dua tahun sekali, para anggota WSS akan menyelenggarakan World Sleep Congress atau Kongres Tidur Dunia, untuk mendorong kemajuan kualitas kesehatan tidur masyarakat di seluruh dunia.

“World Sleep Society akan memenuhi misi ini dengan mempromosikan dan mendorong pendidikan, penelitian dan perawatan pasien di seluruh dunia, khususnya di belahan dunia dimana praktik pengobatan tidur kurang berkembang,” isi pernyataan WSS dalam situs resminya.

Tahun ini, peringatan Hari Tidur Sedunia mengusung tema “Kesetaraan Tidur untuk Kesehatan Global”. Tema ini diusung karena masih adanya kesenjangan yang besar dalam kesehatan tidur antar populasi di seluruh dunia, sehingga menciptakan beban tambahan dan memperkuat kesenjangan kesehatan.

Gangguan Tidur Menjadi Masalah Serius

Ilustrasi Insomnia. (Pexels)
Ilustrasi Insomnia. (Pexels)

Berdasarkan American Sleep Association, lebih dari 50 hingga 70 juta orang menderita beberapa jenis gangguan tidur dan ini merupakan masalah serius. Dari jumlah tersebut, disebutkan lebih dari 25 juta orang menderita apnea tidur, sementara masalah tidur yang paling sering dilaporkan adalah insomnia, yakni gangguan yang menyebabkan penderitanya kesulitan tidur dengan baik.

Baca Juga: Arab Saudi Izinkan Akad Nikah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Lho!

Menurut hasil survei Philips Global Sleep pada 2019, sekitar 62 persen orang dewasa di seluruh dunia merasa tidak puas dengan durasi tidur yang mereka dapatkan. Kemudian, sekitar sepertiga penderita gangguan tidur mencari bantuan profesional untuk mengatasi kualitas tidur mereka.

“Penyebab kesenjangan kesehatan tidur memerlukan penelitian yang cermat. Strategi untuk mengurangi kesenjangan ini terbukti menjadi alat yang sangat ampuh dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan di seluruh dunia,” kata Ketua World Sleep Day, Fang Han.

Bahaya Kekurangan Tidur

Ilustrasi Insomnia. (Pexels)
Ilustrasi Insomnia. (Pexels)

Orang dengan rentang usia 18 hingga 40 tahun disarankan untuk tidur dengan durasi 7 sampai 9 jam per malam agar mendapatkan kualitas tidur yang baik. Dengan pola tidur yang baik, maka fungsi tubuh seseorang pun akan berjalan dengan baik, sehingga terhindar dari beberapa penyakit seperti stres, diabetes, hingga penyakit jantung.

Baca Juga: Viral Xpander Tabrak Porsche Seharga R8,9 Miliar di Showroom Mewah PIK, Sopir Diduga Mabuk

Sebaliknya, ada beberapa bahaya yang mengintai apabila seseorang kekurangan tidur. Secara fisik, kekurangan tidur dapat membuat seseorang lebih sulit berpikir jernih, menurunkan kekebalan tubuh, menyebabkan masalah penurunan berat badan, serta meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.

Sedangkan dari segi mental, kekurangan tidur dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi, berdampak pada pengendalian impuls, mengurangi pemikiran positif, meningkatkan kekhawatiran, serta menyebabkan atau memperburuk depresi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments