Saturday, September 21, 2024
spot_img
HomeLifestyleHealthKontroversi Impor Dokter Asing yang Bikin Dekan FK Unair Dicopot, Menkes Bilang...

Kontroversi Impor Dokter Asing yang Bikin Dekan FK Unair Dicopot, Menkes Bilang Begini!

NawaBineka – Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso, dicopot tak lama usai lantang menolak rencana pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Lalu bagaimana kronologinya?

Prof Budi menolak rencana itu karena menurutnya, hampir semua dari 92 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia mampu meluluskan dokter berkualitas yang tak kalah dengan dokter asing.

“Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju,” jelas prof Budi.

Baca Juga: Paripurna DPR Setujui Pembentukan Pansus Angket Haji

Tak lama setelah pernyataan itu, Budi dipanggil pimpinan kampus hingga akhirnya dipecat sebagai Dekan FK Unair. Ia mengonfirmasi pemberhentiannya pada Rabu (3/7/2024).

Prof Budi mengaku sempat dipanggil Rektor Unair pada Senin (1/7) untuk dimintai keterangan. Dia menduga, alasan pemberhentiannya bertalian dengan penolakan atas rencana pemerintah mendatangkan dokter asing.

Rektor Unair Prof M. Nasih masih bungkam soal pemecatan tersebut. Dia justru mempertanyakan mengapa media menulis pemecatan itu meski belum mendapatkan salinan Surat Keputusan (SK) Rektor perihal pemecatan Prof Budi.

Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER mendatangi Gedung Rektorat usai dicopot sebagai Dekan FK Unair, Senin (8/7/2024). Prof BUS sapaan akrabnya datang bersama tim advokasi untuk kebebasan akademik dari LBH Surabaya dan KIKA.

Namun hanya 5 menit masuk ke Gedung Rektorat, Prof BUS keluar dan mengajak wartawan ke FK Unair untuk memberikan keterangan.

“Terima kasih teman-teman lama menunggu. Konferensi pers di FK Unair, nanti saya terangkan di FK Unair,” kata Prof BUS saat ditemui detikJatim di Gedung Rektorat Unair kampus C, Senin (8/7/2024).

“Kami mengajukan satu surat yang isinya adalah pertanyaan dan klarifikasi terkait alasan dan prosedur terkait dengan pemberhentian saya,” kata Prof BUS ditemui detikJatim di depan gerbang pintu keluar FK Unair kampus A.

Prof Budi Minta Kejelasan soal Pemecatan

Kemarin, Prof Budi berharap ada titik terang setelah dirinya mengajukan surat keberatan ke rektorat Unair. Tidak hanya itu, upaya yang dia lakukan ini dia harapkan juga membuka solusi yang datang dari institusi Unair.

“Dengan surat ini saya berharap nanti akan ada dialog yang baik antara kami dengan pimpinan universitas untuk menghasilkan solusi yang baik demi rumah besar kita, Unair,” ucap Prof Budi.

Baca Juga: Chery Tiggo 8 Resmi Mengaspal, Siap Tantang Pajero dan Fortuner dengan Harga Terjangkau

Prof Budi mengaku, niatnya datang ke Rektorat Unair hanya mengantarkan surat pernyataan dan permohonan klarifikasi tentang alasan pencopotan dirinya sebagai Dekan FK Unair.

“Ada satu hal yang perlu saya sampaikan, kami datang ke kampus C ke kantor rektor dengan niatan baik. Kami ingin mengantarkan sebuah surat yang isinya klarifikasi dan mempertanyakan alasan dan prosedur apa yang diberlakukan sehingga SK (Pemberhentian) itu begitu singkatnya saya dapatkan. Supaya kami dapat penjelasan,” beber dia.

Dia berharap dengan adanya klarifikasi atau jawaban yang jelas dari pihak rektorat tentang alasan pemberhentian dirinya, publik mendapatkan informasi yang utuh dan tidak menimbulkan spekulasi.

“Dengan surat ini saya berharap ada dialog yang baik antara kami dengan pimpinan universitas sehingga ada solusi yang baik pula demi rumah besar kita Unair. Karena rumah besar ini harus kita rawat dengan hati yang lebar, pikiran yang lapang, dan jiwa yang tenang. Kami ingin Unair tetap maju dan berkembang,” beber dia.

Prof Budi menegaskan, tidak akan menempuh langkah hukum meski kedatangannya ke Rektorat Unair didampingi sejumlah Tim Advokat dari LBH Surabaya dan KIKA.

“Saya itu, kan, orang yang enggak ngerti hukum. Saya itu kan pekerjaannya operasi (Pasien), ngajar, bimbing operasi. Maka kami bertanya baik-baik. Nah kami ditemani oleh teman-teman LBH dan teman-teman KIKA,” ungkap dia.

Rektor Unair Kembalikan Jabatan Prof Budi

Rektor Unair Prof M Nasih dan Prof Budi Santoso (foto: Istimewa)
Rektor Unair Prof M Nasih dan Prof Budi Santoso (foto: Istimewa)

Rektor Unair, Prof M. Nasih mengaku telah mengangkat kembali Prof Budi Santoso kembali menjadi dekan. Dirinya pun telah menerima klarifikasi Prof Budi soal pernyataan tersebut.

“Kami paham apa yang disampaikan Prof Bus dan ada alasan bagi kami untuk mengangkat beliau sebagai dekan. Sudah selesai,” ucap Prof Nasih.

Baca Juga: Diduga Ikut Oplas Hidung Bareng Mahalini, Penampilan Rizky Febian Disebut Mirip Roy Kiyoshi

Selain itu, Prof Nasih tidak berkomentar jauh soal pendapat Prof Budi soal kebijakan dokter asing. Bagi dia, hal itu adalah masa lalu.

“Itu masa lalu. Saya enggak tahu soal pendapat. Saya tahunya ini sahabat saya,” kata Prof Nasih sambal merangkul Prof Budi.

Menurut Nasih, kampus memang kerap diterpa masalah internal. Termasuk soal pencopotan dekan. Hal itu pun dianggap sudah biasa. Dia juga menekankan, SK Pemberhentian Prof Budi akan segera dicabut, sehingga bisa bekerja kembali menjadi Dekan FK Unair kembali.

“Seperti berpacaran, ada juga yang putus, biasa saja. Tidak usah baperan,” ucap Nasih.

Tanggapan Menkes Budi

Presiden Jokowi Bersama Wapres Maruf Amin dan Menkes Budi Gunadi Sadikin. (foto: Biro Setpres)
Presiden Jokowi Bersama Wapres Maruf Amin dan Menkes Budi Gunadi Sadikin. (foto: Biro Setpres)

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku tak masalah dengan pernyataan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso, yang menolak rencana pemerintah mengimpor dokter asing ke Indonesia.

“Terus terang saya sendiri enggak terlalu masalah juga dengan komentar beliau ya, karena lebih banyak komentar jelek mengenai saya,” kata Menkes Budi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.

Baca Juga: Hacker Minta Maaf Usai Serang Pusat Data Nasional, Katanya Kasihan!

Namun, Menkes Budi menyebut, wacana mendatangkan dokter asing ke Indonesia itu diperbolehkan secara aturan. Sehingga, diskursus soal itu juga telah rampung mengingat hukum positif Indonesia memang mengizinkan.

“Kalau misalnya ada publik enggak setuju ya itu sama saja seperti kitanya bilang, pemilihan presiden sudah ditentukan yang menang beliau, ‘oh saya enggak setuju’, ya kan sudah diputuskan,” tegas Menkes Budi.

Pada saat yang sama, Menkes Budi menganggap pemberhentian Prof Budi sebagai Dekan FK Unair itu merupakan kewenangan Rektor Unair dan Kemenkes tak memiliki kewenangan perihal itu.

“Dan kita juga tidak tahu pertimbangannya apa, mengapa diberhentikan saya juga tidak ada komunikasi sama rektor,” tutup dia.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments