NawaBineka – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto baru saja mengumumkan langkah inovatif dengan menjadikan Maung buatan PT Pindad sebagai mobil dinas resmi bagi para menteri dan pejabat eselon I di Kabinet Merah Putih.
Keputusan ini sekaligus menjadi dorongan besar bagi industri otomotif nasional, di mana PT Pindad akan meningkatkan produksi Maung untuk memenuhi kebutuhan kendaraan operasional di tingkat pusat. Mobil taktis ini awalnya dikembangkan untuk kebutuhan militer, namun sekarang mengalami penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan dinas pemerintahan.
Baca Juga: Zarof Ricar Timbun Harta Rp1 Triliun, Dugaan Makelar Kasus di MA Kembali Menyeruak
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Anto Mukti Putranto, menjelaskan bahwa Maung memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 70 persen, menegaskan kontribusi besar industri lokal dalam produksi kendaraan ini. Sisanya, sekitar 30 persen komponen Maung, diambil dari produsen luar negeri seperti Korea Selatan dan Jerman.
“Mesin, kerangka, serta beberapa bagian lantai dasar mobil didukung oleh produsen seperti SsangYong dan Mercedes-Benz,” jelas Anto dalam pertemuannya di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada 30 Oktober.
Program ini juga didukung dengan rencana produksi besar-besaran, di mana Pindad akan menghasilkan hingga 5.000 unit Maung dalam 100 hari ke depan. Anto menyebutkan bahwa produksi awal ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pejabat di tingkat pusat, memastikan ketersediaan unit yang cukup untuk keperluan dinas pemerintahan.
Dengan jumlah produksi yang signifikan, Pindad berharap dapat mempertahankan kualitas dan memenuhi standar yang sesuai dengan kebutuhan operasional pejabat pemerintahan. Maung, yang berarti “Macan” dalam bahasa Sunda, dirancang sebagai kendaraan taktis ringan dengan kemampuan untuk melintasi berbagai medan.
Dalam perjalanannya dari konsep militer ke mobil dinas, Maung tetap mempertahankan keunggulannya dalam ketangguhan, namun telah disesuaikan agar lebih nyaman bagi penggunaan sehari-hari.
Pemilihan Maung sebagai mobil dinas ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung produk dalam negeri di sektor otomotif. Kendaraan ini bukan hanya simbol dari kemandirian industri dalam negeri, tetapi juga upaya mengurangi ketergantungan pada impor di sektor otomotif.
Anto menegaskan, kebijakan ini sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo untuk memperkuat ekonomi nasional dengan memprioritaskan produk-produk lokal yang berkualitas tinggi. Dengan program jangka panjang hingga 10.000 unit Maung, pemerintah berharap produk ini dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menjadi kendaraan representatif dalam operasional pemerintah.
Anto, yang juga mantan Komisaris Pindad, menambahkan bahwa program ini akan menjadi bagian dari penguatan industri otomotif nasional di masa mendatang. Dengan dukungan pada Maung sebagai kendaraan dinas, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan standar produksi kendaraan taktis dan membangun kapasitas teknologi dalam negeri.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Tentang Patah Hati, Apa yang Harus Anda Percayai?
Langkah ini pun diharapkan memberi dampak positif pada sektor industri lokal, membuka peluang lapangan kerja baru, dan memajukan teknologi otomotif. Penggunaan Maung sebagai kendaraan dinas resmi menciptakan peluang untuk memperkenalkan kendaraan taktis yang andal dan inovatif bagi masyarakat luas.
Selain memperkuat posisi Pindad di sektor industri pertahanan dan otomotif, pemerintah berharap Maung bisa menjadi inspirasi untuk semakin banyak produk nasional yang diterima di tingkat domestik maupun internasional.