Monday, December 23, 2024
spot_img
HomeLifestyleHealthKemenkes Sebut Efek Samping AstraZeneca Maksimal 6 Bulan Setelah Disuntik

Kemenkes Sebut Efek Samping AstraZeneca Maksimal 6 Bulan Setelah Disuntik

NawaBineka – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angkat bicara mengenai polemik efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyatakan,efek samping vaksin rentang waktunya maksimal 6 bulan setelah menerima vaksin.

“Jadi kalau vaksin AstraZeneca dikatakan efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunisasi itu rentang waktunya adalah 4 sampai 42 hari dan paling lama adalah 6 bulan sesudahnya,” kata Siti, Senin (6/5/2024).

Baca Juga: Heboh Erdogan Walk Out saat Prabowo Pidato di KTT D-8, Dubes Turki Beri Klarifikasi

Baca Juga: Waspada! WHO Temukan Banyak Jajanan Indonesia Mengadung Lemak Trans, Ini Bahayanya Bagi Jantung

Menurut Siti, efek samping dari vaksin AstraZeneca hanya bertahan selama 6 bulan setelah pertama kali dimasukkan ke tubuh manusia. Dia memastikan jika ada penyakit yang dialami penerima vaksin setelah masa 6 bulan tersebut, hal itu bukan efek dari AstraZeneca.

“Jadi kalau yang sudah lebih dari 6 bulan mendapatkan vaksin AstraZeneca, kalau ada penyakit pembekuan darah, itu hampir bisa dipastikan bukan karena AstraZeneca,” ungkap Siti.

Ilustrasi Vaksin AstraZeneca (Foto: Sirajstock/DepositPhoto)
Ilustrasi Vaksin AstraZeneca (Foto: Sirajstock/DepositPhoto)

Siti mengimbau masyarakat untuk tidak panik, mengingat berdasarkan hasil surveilans Komisi Nasional (Komnas) Pengkajian dan Penanganan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), tak ditemukan efek samping ataupun gejala pembekuan darah usai vaksin AstraZeneca.

“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir karena sampai saat ini Komnas KIPI tidak menemukan gejala atau menerima laporan terkait adanya gangguan pembekuan darah,” tegasnya.

Risiko pembekuan darah, lanjut Siti, biasanya terjadi pada pasien yang memiliki riwayat keguguran berulang. Dia memastikan, pasien dengan kriteria tersebut tak disuntikkan vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Arab Saudi Larang Haji ‘Backpacker’, Ini Aturan Terbarunya!

“Sebenarnya gangguan pembekuan darah ini terjadi pada orang-orang yang punya risiko tadi, orang yang punya tadi, misalnya riwayat kehamilan dengan keguguran berulang, orang yang pernah punya riwayat pernah sakit karena pembekuan darahnya tidak baik. Nah pada orang-orang yang seperti ini sebaiknya tidak diberikan memang vaksin AstraZeneca,” jelasnya.

Sebelumnya terungkap dalam persidangan gugatan class action di Inggris, ada potensi kejadian langka thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS) yang berpotensi menyebabkan pembekuan darah. Sedikitnya ada sekitar 50 orang yang melaporkan kejadian tersebut di Inggris.

Bila melihat laporan dari sejumlah negara, kejadian TTS muncul dalam empat sampai 24 jam setelah vaksinasi AstraZeneca.

“Kalau di Inggris kan sebenarnya juga pada rentang masa efek samping tersebut ya. Jadi kita sama sebenarnya standarnya hanya yang perlu kita lihat bahwa secara genetik kan vaksin ini kan respon imunitas masing-masing orang ya jadi pasti akan juga terpengaruh dengan genetik, ras, dan juga pola hidup ya karena kan kalau kita lihat angka kejadian pembekuan darah di Eropa jauh lebih tinggi dibandingkan orang Asia,” tutup Siti.

Baca Juga: Viral Pria Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg, Berujung Ditangkap Polisi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments