NawaBineka – Penundaan pengangkatan calon aparatur sipil negara (CASN) 2024 terus menuai polemik di kalangan mereka yang terdampak. Banyak calon ASN yang telah mengorbankan pekerjaan lama dan merancang masa depan mereka berdasarkan jadwal pengangkatan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Namun, perubahan jadwal yang berulang kali membuat mereka merasa dirugikan, baik secara finansial maupun mental.
Salah satu calon ASN yang terdampak adalah Rachmat T. Ia mengaku sangat kecewa dan merasa dirugikan akibat penundaan ini.
“Saya benar-benar kecewa dengan penundaan ini. Sudah menunggu lama, mengorbankan waktu, tenaga, dan mental untuk seleksi, tapi malah ditunda lagi. Ini membuat saya merasa perjuangan saya selama ini seolah dianggap enteng,” ujar Rachmat saat berbincang dengan NawaBineka.
Ia juga merasa seperti dipermainkan oleh pemerintah, terutama karena ia telah mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya sejak Januari lalu. Awalnya, pengangkatan dijadwalkan pada 8 April, kemudian mundur menjadi 2 Mei, dan kini kembali diundur hingga Oktober.
“Saya sudah resign dari tempat kerja sebelumnya karena waktu itu jadwal pengangkatan sudah jelas. Tapi ternyata berubah-ubah. Ini sangat merugikan, bukan hanya dari segi finansial, tapi juga dari segi mental dan stabilitas hidup. Seandainya saya tahu akan seperti ini, saya masih bisa bekerja di tempat lama dan memiliki pemasukan tetap,” tambahnya.
Menunggu di Tengah Ketidakpastian
Saat ini, Rachmat mengaku kebingungan dengan aktivitasnya sehari-hari. Ia merasa serba tanggung karena harus menunggu informasi terbaru mengenai pengangkatan NIP, tetapi di sisi lain juga kesulitan mencari pekerjaan baru.
“Sekarang aktivitas saya hanya menunggu info NIP. Rasanya serba nanggung, mau cari kerja sementara juga susah, sementara kalau hanya diam di rumah rasanya tidak produktif dan makin stres. Saya sudah berpikir untuk mencoba freelance atau usaha kecil-kecilan, tapi tetap saja pikiran saya masih tertuju pada ketidakpastian ini,” ujarnya.
Harapan dan Masukan untuk Pemerintah
Rachmat berharap pemerintah lebih konsisten dalam menetapkan jadwal pengangkatan ASN agar tidak terjadi perubahan berulang yang merugikan banyak pihak.
“Pemerintah seharusnya lebih konsisten dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Banyak dari kami yang sudah resign dari pekerjaan lama, mengatur keuangan, dan bersiap untuk pindah kota. Ketika jadwal berubah terus-menerus, ini berdampak besar bukan hanya secara finansial, tetapi juga mental dan emosional,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya transparansi dalam penyampaian informasi.
“Jika memang ada kendala, lebih baik sejak awal ditetapkan jadwal yang realistis daripada memberikan harapan dan kemudian mengubahnya lagi. Pemerintah harus memberikan update secara rutin agar kami tidak dibiarkan dalam ketidakpastian,” tegasnya.
Pesan untuk Sesama Calon ASN
Bagi calon ASN lain yang mengalami hal serupa, Rachmat menyarankan agar tetap bersikap tenang dan tidak kehilangan semangat.
“Saya tahu ini sulit dan membuat frustrasi, tapi kita harus tetap berpikir positif. Gunakan waktu ini untuk hal-hal yang produktif, seperti mencari kerja sampingan, belajar skill baru, atau menata ulang rencana hidup. Jangan biarkan ketidakpastian ini membuat kita kehilangan arah,” pesannya.
Selain itu, ia mengingatkan agar para calon ASN tetap memantau informasi resmi dan tidak ragu untuk bersuara jika ada hal yang perlu diperjuangkan.
“Kita tidak sendirian, banyak yang mengalami hal serupa. Tetap saling mendukung dan berbagi informasi agar kita bisa menghadapi situasi ini bersama-sama. Yang paling penting, jangan sampai kehilangan harapan. Pengangkatan kita memang tertunda, tapi bukan berarti batal. Tetap semangat!” tutupnya.
Dengan berbagai keluhan dan aspirasi yang disampaikan oleh calon ASN, publik kini menanti langkah konkret dari pemerintah untuk menyelesaikan polemik ini dan memastikan pengangkatan CASN berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
