NawaBineka – Jet lag adalah fenomena yang dialami banyak pelancong ketika mereka melintasi beberapa zona waktu dalam perjalanan mereka. Bagi yang suka jalan-jalan ke tempat jauh, mungkin sudah tidak asing lagi dengan kondisi ini.
Intinya, jet lag membuat tubuh kita sedikit kebingungan saat harus beradaptasi dengan waktu lokal yang baru. Badan terasa lelah, sulit tidur di malam hari, dan bisa-bisa mata super mengantuk saat siang hari. Nah, siapa yang pernah mengalami ini?
Gejala jet lag yang umum meliputi kesulitan tidur, kelelahan yang berkepanjangan, dan perubahan mood. Beberapa orang bahkan mengalami gangguan pencernaan. Nah, semua ini tentunya sangat menyebalkan, terutama setelah kita menikmati liburan yang menyenangkan. Jadi, sebenarnya apa sih yang bikin jet lag ini terjadi? Mari kita intip lebih dalam!
Mengapa Kita Mengalami Jet Lag?
Pesawat yang membawa kita melintasi beberapa zona waktu, secara otomatis bikin ritme sirkadian tubuh kita terpengaruh. Ritme sirkadian ini adalah jam biologis yang mengatur siklus tidur dan bangun kita. Begitu kita tiba di tempat tujuan, ritme sirkadian butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan waktu lokal. Untuk sebagian orang, ini bisa bervariasi dari beberapa hari hingga seminggu. Jadi, semua itu tergantung dengan seberapa banyak zona waktu yang kita lewati.
Nggak hanya itu, ada faktor lain yang juga mempengaruhi, seperti kualitas tidur sebelum perjalanan, tingkat stres, dan kebiasaan makan. Pastikan teman-teman juga memperhatikan hal-hal ini agar tidak semakin memperparah jet lag yang dialami. Punya tips lain? Share ya!
Kenali Gejala Jet Lag dan Lelah Kronis
Sekarang kita masuk ke gejala-gejala yang perlu diwaspadai. Jika setelah liburan kamu merasa sangat lelah meskipun sudah tidur cukup, bisa jadi itu juga jet lag. Gejala seperti insomnia dan rasa kantuk yang aneh di siang hari adalah tandanya. Namun, ada juga kondisi lain yang sering disangka jet lag, yaitu kelelahan kronis. Kelelahan kronis ini adalah kondisi yang lebih serius dan bisa berlangsung dalam waktu lama.
“Terkadang, jet lag dapat memicu atau memperparah gejala gangguan mood seperti depresi atau kecemasan. Jika Anda mengalami perubahan mood yang signifikan atau berkepanjangan setelah perjalanan, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.” kata seorang pakar kesehatan. Jadi, jika tidak kunjung membaik, segeralah konsultasi ya!
Cara Mengatasi Jet Lag dengan Mudah
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi jet lag adalah dengan memperbaiki kebiasaan tidur. Cobalah untuk menyesuaikan jadwal tidur dengan waktu lokal dengan tidur lebih awal beberapa hari sebelum berangkat. Selama perjalanan, usahakan untuk cukup tidur. Terkadang, tidur di pesawat bisa membantu, meskipun suaranya bikin susah.lelap. Bawa bantal leher dan penutup mata, ya!
Makanan juga berpengaruh lho! Pilih makanan yang sehat dan hindari alkohol serta kafein menjelang waktu tidur. Jangan lupa untuk menjadwalkan aktivitas luar ruangan, seperti jalan-jalan di siang hari untuk membantu tubuh beradaptasi dengan rutinitas baru. Di luar itu, olahraga ringan juga dapat membantu teman-teman merasa lebih segar dan energik.
Kapan Harus Mengkhawatirkan Kelelahan?
Sekarang, jika setelah semua cara tersebut kamu masih merasa sangat lelah, berhati-hatilah. Kelelahan kronis mungkin adalah tanda adanya masalah kesehatan lain yang lebih serius. Kenali gejalanya, jika tubuhmu butuh istirahat tetapi sulit melakukannya, jangan ragu untuk berbicara dengan professional kesehatan.
Gejala seperti sakit kepala berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan rasa lelah yang tidak kunjung hilang adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres. Ingat, kesehatan adalah yang terpenting! Jangan sampai salah dikira sebagai jet lag jika itu sudah lebih dari sekadar kelelahan biasa.