Nawabineka – Bursa saham Indonesia langsung panas di hari pertama setelah libur Lebaran. IHSG jeblok 9% cuma beberapa menit setelah pembukaan, gara-gara efek pengumuman Presiden AS Donald Trump soal tarif impor baru buat produk Indonesia.
Dikutip dari data RTI, Selasa (8/4/2025), IHSG dibuka di level 5.914,28. Tapi nggak lama kemudian langsung ambruk 598,56 poin atau 9,19% ke posisi 5.912,06. Praktis, pasar langsung masuk ke zona merah dan bikin investor langsung deg-degan.
Pada sesi pembukaan, IHSG cuma sempat nyentuh level tertinggi di 5.914,28 dan terendah di 5.912,06. Volume transaksi tercatat 1,59 miliar dengan nilai turnover Rp 1,92 triliun. Sementara itu, ada 9 saham yang naik, tapi 552 saham anjlok dan 65 lainnya stagnan.
Selama seminggu terakhir, IHSG udah minus 5,53%. Dalam sebulan terakhir, turun 5,72%. Tiga bulan? Merosot 16,82%. Bahkan kalau ditarik ke 6 bulan terakhir, penurunan sampai 24,51%. Secara year-to-date, IHSG drop 16,50%, dan selama setahun terakhir udah turun 18,96%. Lumayan bikin jantung berdebar buat para investor muda.
Karena kondisi ekstrem ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mengaktifkan mode darurat alias trading halt. Ini adalah mekanisme buat menghentikan perdagangan sementara ketika pasar terlalu volatile. Aturannya diperbarui lewat Surat Keputusan Direksi BEI yang mulai berlaku 8 April 2025.
Dalam aturan baru, batas Auto Rejection Bawah (ARB) disesuaikan jadi 15% untuk saham di Papan Utama, Papan Pengembangan, dan lainnya. Sekretaris BEI, Kautsar Primadi Nurahmat, bilang ada tiga skenario untuk menghentikan perdagangan:
“Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8%,” kata Kautsar.
Kalau IHSG turun lebih dari 15%, maka trading halt lanjut 30 menit lagi. Dan kalau penurunan tembus 20% atau lebih, trading suspend bakal diterapkan, baik sampai akhir sesi atau lebih dari satu sesi dengan restu dari OJK.
Buat kamu yang melek investasi, ini jadi pengingat penting bahwa pasar modal bisa sangat fluktuatif. Tapi jangan panik—justru saat-saat seperti ini bisa jadi peluang buat belajar strategi baru atau nambah wawasan soal keuangan. Tetap tenang dan bijak dalam mengambil keputusan ya!