Monday, December 23, 2024
spot_img
HomeLifestyleHealthHari Pneumonia Sedunia 2024: Pentingnya Kesadaran dan Tindakan Melawan Penyakit Mematikan

Hari Pneumonia Sedunia 2024: Pentingnya Kesadaran dan Tindakan Melawan Penyakit Mematikan

NawaBineka – Setiap tanggal 12 November, dunia memperingati Hari Pneumonia Sedunia, sebuah momen untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit pneumonia yang masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Tahun ini, peringatan ini mengusung tema “Every Breath Counts: Stop Pneumonia in Its Track” atau “Setiap Napas Itu Penting: Hentikan Pneumonia di Jalurnya”. Tema ini menyoroti pentingnya deteksi dini, pengobatan efektif, dan langkah pencegahan untuk melawan pneumonia.

Baca Juga: Cegah Penyakit Kronis dengan Kebiasaan Sehat Sejak Dini

Baca Juga: Apple Rilis iOS 18.2 Beta 3, Ini Sederet Fitur Baru yang Patut Dicoba

Pneumonia, Ancaman Serius pada Anak-Anak

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono, menegaskan bahwa pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Penyakit ini menjadi ancaman serius bagi bayi dan anak-anak.

“Menurut data UNICEF tahun 2019, diperkirakan ada 2.200 anak meninggal akibat pneumonia setiap harinya. Sementara itu, data WHO tahun 2021 mencatat pneumonia menyebabkan hampir 740 ribu kematian pada anak di bawah usia lima tahun,” ujar Yudhi dalam Temu Media Hari Pneumonia Sedunia, Senin (11/11/2024).

Di Indonesia, pneumonia juga menjadi salah satu beban terbesar dalam pelayanan kesehatan. Pada tahun 2023, biaya pengobatan pneumonia yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan mencapai Rp 8,7 triliun, menempati posisi pertama di antara penyakit lainnya.

Strategi Penanganan: Cegah, Lindungi, Obati

Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan angka kematian akibat pneumonia melalui strategi cegah, lindungi, dan obati. Target ambisius telah ditetapkan untuk tahun 2030, yaitu:

  • Menurunkan angka kematian balita menjadi tiga per seribu kelahiran hidup.
  • Mengurangi insiden pneumonia berat pada balita sebesar 75 persen dibandingkan tahun 2019.

Upaya ini membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat dalam mengenali gejala, mengambil langkah pencegahan, dan mencari pengobatan yang tepat.

Kenali Gejala dan Faktor Risiko

Dr. Wahyuni Indawati, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan pentingnya mengenali gejala pneumonia agar tidak terlambat mendapatkan penanganan medis. Gejala utama pneumonia meliputi:

  • Demam
  • Batuk
  • Nafas cepat atau sesak
  • Lesu dan kehilangan nafsu makan

Menurutnya, pada anak usia di bawah lima tahun, faktor risiko utama termasuk kurangnya asupan ASI, polusi udara, asap rokok, malnutrisi, dan berat badan lahir rendah. Sementara itu, pada anak di atas lima tahun, risiko meningkat dengan adanya penyakit kronis seperti asma, komorbid, dan paparan polusi.

Pneumonia pada Lansia dan Komorbid

Dr. Fathiyah Isbaniah, dari Kelompok Kerja Infeksi Paru, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, menyoroti risiko pneumonia pada kelompok usia lanjut. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi pneumonia pada usia 55-64 tahun mencapai 2,5 persen, meningkat menjadi 3 persen pada usia 65-74 tahun.

Risiko kematian akibat pneumonia lebih tinggi pada kelompok usia ini, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, HIV, gangguan ginjal, atau penyakit hati. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan yang tepat menjadi kunci.

“Pneumonia dapat disembuhkan bila ditangani pada waktu yang tepat melalui pemberian antibiotik yang sesuai,” ujar Fathiyah. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak membeli antibiotik tanpa resep dokter guna mencegah resistensi antibiotik.

Baca Juga: Komjen Ahmad Dofiri Ditunjuk sebagai Wakapolri Gantikan Agus Andrianto

Langkah Pencegahan

Pneumonia bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana namun efektif, seperti:

  1. Memberikan imunisasi yang sesuai jadwal.
  2. Memastikan asupan gizi yang cukup.
  3. Menyediakan lingkungan bebas polusi dan asap rokok.
  4. Mendorong pemberian ASI eksklusif pada bayi.

Pesan untuk Masyarakat

Hari Pneumonia Sedunia menjadi pengingat bahwa setiap napas adalah hal berharga. Dengan mengenali gejala, mengambil langkah pencegahan, dan mencari pengobatan yang tepat, pneumonia dapat dicegah dan disembuhkan. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk melindungi generasi mendatang dari ancaman penyakit ini.

Tetaplah waspada, dan mari bersama-sama hentikan pneumonia di jalurnya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments