Monday, March 24, 2025
spot_img
HomeNewsNasionalGunung Lewotobi Laki-laki Meletus, BNPB Ingatkan Potensi Banjir Lahar

Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, BNPB Ingatkan Potensi Banjir Lahar

NawaBineka – Status Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi dinaikkan dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV), menyusul serangkaian erupsi yang terjadi Kamis malam (20/3) pukul 22.56 WITA dan Jumat dini hari (21/3) pukul 00.10 WITA.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa peningkatan status tersebut diambil berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Baca Juga: Status Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT Naik ke Level Awas, Warga Diminta Waspada

Ia menegaskan bahwa status Awas merupakan level tertinggi dalam sistem peringatan dini aktivitas gunung api, sehingga kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah kini diperketat.

“PVMBG sudah menaikkan status gunung menjadi Level 4 atau Awas. Oleh karena ini status paling tinggi, maka kesiapsiagaan masyarakat kami tingkatkan,” ujar Suharyanto dalam keterangan resmi, Jumat (21/3/2025).

Akibat letusan beruntun tersebut, dua orang dilaporkan mengalami luka bakar saat tengah berada di kebun saat erupsi terjadi. Sementara itu, masyarakat yang mengungsi masih menunjukkan kedisiplinan tinggi dengan tidak kembali ke permukiman yang berisiko.

Pemerintah mengimbau agar masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 kilometer dan 8 kilometer sektoral barat daya dan timur laut dari pusat erupsi.

Selain itu, potensi bahaya banjir lahar dingin juga diwaspadai, terutama di sungai-sungai berhulu dari Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di kawasan Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

Menanggapi eskalasi situasi, pemerintah pusat menggelar rapat koordinasi tingkat menteri yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno di Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas langkah percepatan pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) serta sarana pendukung lainnya bagi warga terdampak yang mengungsi sejak erupsi pertama pada November 2024.

“Kita bahas satu per satu secara detail lintas kementerian, siapa melakukan apa kita sepakati. Langkah ini dilakukan secepat-cepatnya tanpa menimbulkan masalah baru,” ungkap Pratikno.

BNPB melaporkan bahwa saat ini sudah dibangun 90 kopel atau 450 unit huntara. Sebanyak 285 unit telah dihuni oleh keluarga pengungsi, yakni 118 unit oleh warga Desa Dulipali, 132 unit oleh warga Desa Klatanlo, dan 35 unit oleh warga Desa Boru.

Dalam rapat tersebut juga disepakati pembangunan tambahan sebanyak 50 kopel atau 250 unit huntara untuk menampung pengungsi yang masih berada di pos pengungsian.

Bagi warga yang memilih tidak tinggal di huntara dan lebih memilih tinggal bersama keluarga atau kerabat, pemerintah akan memberikan dana tunggu hunian sebesar Rp600 ribu per bulan selama enam bulan, total Rp3,6 juta.

“Ada yang memilih tidak mau tinggal di huntara, tinggal di rumah saudaranya. Pemerintah membantu dana tunggu hunian sebesar Rp600 ribu selama 6 bulan. Jadi masyarakat terdampak memilih sendiri, pemerintah pusat mengusahakan pengungsi tidak tinggal di pengungsian terus menerus,” kata Suharyanto.

Dengan meningkatnya status Gunung Lewotobi Laki-laki, seluruh pihak diminta meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti seluruh arahan dari pemerintah dan petugas di lapangan demi keselamatan bersama.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments