NawaBineka – Di era digital yang penuh dengan tuntutan dan ekspektasi, banyak generasi muda mengalami kelelahan emosional yang disebut burnout. Berbeda dengan pengalaman generasi sebelumnya, anak-anak muda sekarang menghadapi tantangan kesehatan mental yang lebih serius.
Sebuah riset menemukan bahwa remaja dan praremaja di Britania Raya adalah yang paling tidak bahagia di Eropa, dengan banyak dari mereka mengalami depresi dan tekanan psikologis.
Kenaikan tekanan ini banyak dipicu oleh penggunaan media sosial yang meningkat. Dengan akses ponsel pintar yang mudah, mereka terpapar oleh berbagai informasi dan standar kehidupan yang sering kali tidak realistis.
Hal ini menciptakan beban emosional yang tak tertahankan, menyebabkan generasi ini merasa kurang bahagia dibandingkan generasi sebelumnya.
Efek Hustle Culture
Kecenderungan untuk terus-menerus bekerja keras dan mengejar kesuksesan sering kali dikenal sebagai hustle culture. Kegiatan ini mendorong anak muda untuk merasa tidak pernah cukup, berusaha lebih keras dan lebih keras lagi.
Fenomena ini menciptakan perasaan cemas dan kelelahan yang pada akhirnya dapat menyebabkan burnout.
Sementara orang dewasa muda terjebak dalam siklus ini, mereka sering kali mengabaikan kebutuhan dasar akan istirahat dan relaksasi. Dalam banyak kasus, mereka tidak menyadari bahwa kesehatan mental yang baik adalah kunci untuk produktivitas yang berkelanjutan.
Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi tantangan yang sering kali sulit untuk dicapai.
Tekanan dari Media Sosial
Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari anak muda. Sayangnya, apa yang tampak di platform tersebut sering kali tidak mencerminkan kenyataan.
Banyak orang muda merasa tertekan untuk memproyeksikan citra kehidupan yang sempurna, yang dapat menambah stres dan rasa kurang percaya diri.
Dari survei terbaru, ditemukan ada hubungan jelas antara berkurangnya kebahagiaan dengan meningkatnya penggunaan internet dan media sosial. Ketika remaja lebih banyak menghabiskan waktu online, mereka cenderung merasa lebih terasing, dibandingkan jika mereka berinteraksi secara langsung dengan teman-teman mereka.
Penelitian mengungkap, media sosial menjadi biang keladi meningkatnya masalah kesehatan mental pada anak muda, yang berujung pada berkurangnya kebahagiaan mereka.
Menghadapi Masalah Ini
Penting bagi generasi muda untuk memahami bahwa bukan hanya mereka yang merasakan kelelahan emosional ini. Masalah ini harus dihadapi dengan cara yang lebih positif.
Mengatur waktu untuk beristirahat dan menetapkan batasan pada penggunaan media sosial dapat menjadi langkah awal yang baik untuk menjaga kesehatan mental.
Selain itu, berbicara tentang pengalaman dan tantangan yang dihadapi dengan teman-teman atau profesional dapat membantu meringankan beban. Mengakui dan memahami emosi sendiri adalah langkah penting untuk mengatasi kelelahan emosional.
Mengubah Narasi
Generasi muda saat ini memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi, namun mereka juga memiliki kesempatan untuk mengubah narasi seputar hustling dan ekspektasi yang tidak realistis.
Dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dan menciptakan ruang untuk berbicara tentang perasaan, diharapkan anak muda dapat lebih bahagia dan sejahtera.
Akhirnya, penting untuk melanjutkan diskusi tentang burnout generasi ini dan mencari solusi yang efektif. Dengan langkah positif, kita dapat menciptakan generasi yang lebih sehat secara emosional dan lebih berdaya.