Sunday, April 6, 2025
spot_img
HomeNewsInternasionalFenomena Sinkhole Telan Kendaraan di Korsel, Apakah Indonesia Juga Punya Potensi Serupa?

Fenomena Sinkhole Telan Kendaraan di Korsel, Apakah Indonesia Juga Punya Potensi Serupa?

NawaBineka – Publik dikejutkan dengan fenomena sinkhole atau lubang besar di tengah jalan yang terjadi di Seoul, Korea Selatan, pada Senin (24/3/2025) malam. Insiden tragis ini menelan satu korban jiwa, seorang pengendara sepeda motor yang jatuh ke dalam lubang selebar 20 meter dan sedalam 20 meter yang tiba-tiba menganga di jalan raya.

Korban ditemukan tewas oleh tim penyelamat pada Selasa (25/3), sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Jasadnya ditemukan 50 meter dari titik awal ia terjatuh, di dalam area lubang yang ambles tersebut.

Baca Juga: Garuda Muda Menang Tipis atas Korea Selatan U-17 Lewat Drama Penalti!

Fenomena ini langsung memicu kekhawatiran publik, termasuk dari masyarakat Indonesia.

Menanggapi hal ini, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eko Soebowo, menyampaikan bahwa Indonesia juga memiliki potensi terjadinya sinkhole, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki lapisan tanah berupa batu gamping.

Dia menjelaskan, di mana ada batu gamping, di situlah berpotensi terjadi sinkhole. Ia menjelaskan bahwa sinkhole, atau dalam istilah lokal disebut luweng, merupakan hasil dari runtuhnya lapisan tanah yang berada di atas rongga bawah tanah.

Rongga ini terbentuk akibat pelarutan batu gamping oleh air tanah dalam proses yang dikenal sebagai pelarutan karst.

Eko menambahkan, fenomena sinkhole tidak hanya terbatas di daerah pegunungan atau pedesaan, tapi juga bisa terjadi di wilayah perkotaan, terlebih jika sistem drainasenya buruk.

Kebocoran pipa air atau limbah yang terus menerus meresap ke tanah dapat mempercepat proses pelarutan tanah, hingga akhirnya menciptakan rongga dan menyebabkan tanah ambles.

Beberapa daerah di Indonesia yang diketahui memiliki batuan karst antara lain Yogyakarta (Gunungkidul), Jawa Barat bagian selatan, sebagian wilayah Aceh, Sulawesi Selatan, serta beberapa area di Nusa Tenggara. Wilayah-wilayah ini memang dikenal memiliki lanskap karst yang rentan terhadap pelarutan dan pembentukan rongga bawah tanah.

Meskipun belum ada laporan sinkhole sebesar di Korea Selatan, Eko mengingatkan pentingnya pemetaan geologi, perawatan infrastruktur, dan sistem drainase yang baik untuk mencegah risiko terburuk.

Pemerintah daerah bersama pihak terkait perlu melakukan kajian mendalam terhadap struktur tanah, terutama di kawasan padat penduduk dan daerah rawan.

Fenomena sinkhole di Korea Selatan menjadi pengingat keras akan pentingnya perencanaan tata ruang dan pengawasan infrastruktur. Masyarakat pun diimbau tetap waspada, dan pemerintah perlu memperkuat mitigasi bencana alam bawah tanah yang selama ini mungkin kurang menjadi perhatian.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments