NawaBineka – Penggunaan obat-obatan tertentu dapat berdampak buruk pada kesehatan usus. Generasi Z sering kali tidak menyadari bahwa beberapa obat yang umum digunakan bisa merusak usus jika tidak digunakan dengan bijak.
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan aspirin adalah contoh obat yang bisa merusak usus jika digunakan secara berlebihan. NSAID dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada lapisan usus.
Baca Juga: Bakso Mercon, Sensasi Pedas yang Menggugah Selera
Antibiotik tertentu juga bisa berdampak buruk pada usus. Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter atau tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti ACE inhibitor dan ARB, meskipun bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah, bisa menyebabkan masalah pencernaan jika dosisnya tidak tepat atau digunakan tanpa pemantauan.
Obat pencahar dan diuretik yang digunakan secara berlebihan untuk tujuan penurunan berat badan juga bisa menyebabkan dehidrasi dan merusak usus. Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan medis sangat tidak dianjurkan.
Penggunaan obat-obatan herbal juga perlu hati-hati. Beberapa herbal bisa mengandung zat yang toksik bagi usus. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat herbal.
Jika kamu mengonsumsi obat-obatan jangka panjang untuk kondisi medis tertentu, pastikan untuk melakukan pemeriksaan fungsi usus secara berkala. Dokter dapat membantu memantau kesehatan usus dan menyesuaikan dosis obat jika diperlukan.
Dengan memahami efek samping penggunaan obat-obatan terhadap usus, kamu bisa lebih bijak dalam penggunaan obat dan menjaga kesehatan ususmu. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum memulai atau menghentikan penggunaan obat apapun.
Baca Juga: 5 Aktivitas Seru Nongkrong di Taman Sriwedari
