NawaBineka – Penggunaan obat-obatan tertentu dapat berdampak buruk pada kesehatan ginjal. Anak muda sering kali tidak menyadari bahwa beberapa obat yang umum digunakan bisa merusak ginjal jika tidak digunakan dengan bijak.
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan aspirin adalah contoh obat yang bisa merusak ginjal jika digunakan secara berlebihan. NSAID dapat mengurangi aliran darah ke ginjal dan menyebabkan kerusakan jaringan ginjal.
Baca Juga: BMKG: Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Menunggu Waktu
Antibiotik tertentu juga bisa berdampak buruk pada ginjal. Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter atau tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti ACE inhibitor dan ARB, meskipun bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah, bisa menyebabkan masalah ginjal jika dosisnya tidak tepat atau digunakan tanpa pemantauan.
Obat pencahar dan diuretik yang digunakan secara berlebihan untuk tujuan penurunan berat badan juga bisa menyebabkan dehidrasi dan merusak ginjal. Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan medis sangat tidak dianjurkan.
Baca Juga: Telok Abang di Palembang, Kreativitas dan Kebanggaan dalam Perayaan Hari Kemerdekaan
Penggunaan obat-obatan herbal juga perlu hati-hati. Beberapa herbal bisa mengandung zat yang toksik bagi ginjal. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat herbal.
Jika kamu mengonsumsi obat-obatan jangka panjang untuk kondisi medis tertentu, pastikan untuk melakukan pemeriksaan fungsi ginjal secara berkala. Dokter dapat membantu memantau kesehatan ginjal dan menyesuaikan dosis obat jika diperlukan.
Dengan memahami efek samping penggunaan obat-obatan terhadap ginjal, kamu bisa lebih bijak dalam penggunaan obat dan menjaga kesehatan ginjalmu. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum memulai atau menghentikan penggunaan obat apapun.
Baca Juga: Dampak Gaya Hidup Modern Terhadap Kesehatan Ginjal
