NawaBineka – Burnout adalah istilah yang kerap kita dengar belakangan ini, terutama di kalangan anak muda. Ini bukan hanya sekadar rasa lelah yang bisa diatasi dengan tidur lebih lama.
Burnout adalah kondisi serius yang melibatkan kelelahan emosional, fisik, dan mental akibat tekanan berlebihan, terutama dari pekerjaan atau studi. Bagi banyak dari kita, tuntutan akademis dan tekanan untuk sukses sering kali menjadi penyebab utama.
Di zaman di mana pencapaian diukur dengan likes dan shares, tidak jarang kita merasa kewalahan. Burnout bisa terasa seperti menatap dinding kosong, tidak ada semangat untuk melakukan apa pun, bahkan hal-hal yang dulu kita sukai.
Tanda-Tanda Anda Mengalami Burnout
Mungkin Anda berpikir, ‘Ah, saya tidak mengalami burnout. Saya hanya lelah sedikit.’ Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai. Pertama, jika Anda merasa kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya membuat Anda bersemangat, itu bisa jadi tanda bahwa Anda butuh waktu untuk istirahat.
Tanda lainnya termasuk sulit tidur atau justru tidur berlebihan, merasa cemas atau tidak berdaya bahkan dalam situasi yang ringan, hingga perubahan drastis dalam pola makan. Jika Anda merasakan hal-hal ini, penting untuk memberi perhatian pada kesehatan mental Anda.
Penyebab Umum Burnout di Usia Muda
Bukan rahasia lagi, kita hidup di era di mana segala sesuatunya tampak cepat dan instan. Tekanan dari lingkungan sekitar—baik keluarga, teman, maupun sosial media—menjadikan stres sebagai bagian dari keseharian kita.
Salah satu penyebab utama burnout di usia muda adalah multitasking yang berlebihan. Coba pikirkan sejenak, berapa banyak platform yang Anda gunakan untuk berkomunikasi, belajar, dan bersosialisasi dalam sehari?
Tekanan untuk mencapai nilai baik, mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, atau bahkan memenuhi standar kecantikan di media sosial, bisa menjadi beban berat. Banyak di antara kita yang lupa untuk menjaga kesehatan mental sambil mengejar semua itu.
Jalan Keluar dari Burnout: Mulai dari Diri Sendiri
Langkah pertama untuk mengatasi burnout adalah mengenali dan menerima bahwa kita tidak selalu harus sempurna. Mengatur ekspektasi bisa menjadi kunci.
Jika pekerjaan atau studi Anda mulai terasa sangat membebani, coba untuk melakukan perubahan kecil. Buatlah daftar tugas dan prioritaskan apa yang benar-benar penting.
Selanjutnya, luangkan waktu untuk diri sendiri. Ini bisa berupa hobi, berkumpul dengan teman-teman, atau bahkan sekadar menikmati waktu sendirian. Jangan ragu untuk berbicara tentang apa yang Anda alami.
Terkadang, berbagi cerita dengan teman atau keluarga dapat mengurangi beban yang Anda rasakan.
Tetap Terhubung dengan Lingkungan Sekitar
Satu hal yang sering diabaikan ketika kita mengalami burnout adalah keterhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Memiliki support system dapat memudahkan kita untuk melewati masa-masa sulit.
Jangan ragu untuk mengajak teman atau keluarga berbicara tentang perasaan Anda. Kadang-kadang, hanya dengan mendengarkan atau mendapatkan masukan dari orang lain dapat memberikan perspektif baru.
Terlibat dalam kegiatan sosial atau bergabung dengan komunitas juga bisa membantu Anda merasa lebih terhubung. Mencari teman baru atau kegiatan baru dapat mengalihkan perhatian dari stres yang sedang dialami.
Praktik Mindfulness dan Olahraga untuk Mengurangi Stres
Praktik mindfulness, seperti meditasi atau yoga, bisa menjadi cara yang efektif untuk mengurangi stres. Dengan mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu dan fokus pada saat ini, Anda akan mulai merasakan perbedaan yang signifikan.
Coba cari aplikasi meditasi di ponsel Anda dan alokasikan waktu tertentu setiap harinya untuk bersantai.
Olahraga juga merupakan alat ampuh dalam melawan burnout. Aktivitas fisik tidak hanya baik untuk tubuh, tetapi juga untuk pikiran.
Jika Anda bukan penggemar gym, tidak masalah! Cobalah berjalan santai, bersepeda, atau bahkan menari di kamar. Yang penting adalah Anda bergerak dan merasa aktif.