NawaBineka – Paus Fransiskus menyerukan penghentian segera serangan militer Israel di Jalur Gaza, menyusul kembali meningkatnya intensitas pemboman yang menimbulkan banyak korban jiwa dan luka-luka. Seruan ini disampaikan Paus saat menyampaikan doa Angelus, dilansir dari AFP, Senin (24/3/2025).
“Saya sedih dengan dimulainya kembali pemboman Israel yang intens di Jalur Gaza, dengan begitu banyak kematian dan cedera,” ucap Paus Fransiskus dalam pernyataannya yang sarat keprihatinan.
Paus Fransiskus yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan intensif selama lima minggu akibat pneumonia, memanfaatkan momen publik pertamanya untuk menyampaikan seruan damai. Ia mendesak agar semua pihak segera menghentikan kekerasan dan memulai kembali upaya dialog.
“Saya meminta agar serangan senjata segera dihentikan dan keberanian untuk melanjutkan dialog sehingga semua sandera dapat dibebaskan dan gencatan senjata yang definitif tercapai,” ujar pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia itu.
Menurut Paus, situasi kemanusiaan di Jalur Gaza saat ini berada dalam kondisi yang sangat kritis. Ia menyerukan keterlibatan aktif komunitas internasional untuk segera mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
“Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sekali lagi sangat serius dan membutuhkan komitmen mendesak dari pihak-pihak yang berkonflik dan komunitas internasional,” tegasnya.
Seruan ini menjadi pernyataan publik penting pertama Paus Fransiskus sejak keluar dari Rumah Sakit Gemelli, Roma, setelah dirawat akibat infeksi pernapasan. Meskipun kesehatannya belum pulih sepenuhnya, Paus tetap menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu global, terutama tragedi kemanusiaan yang terjadi akibat konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin spiritual yang vokal dalam menyerukan perdamaian, terutama di wilayah-wilayah konflik. Seruan terbarunya ini kembali menegaskan komitmennya terhadap penghentian kekerasan dan perlindungan hak asasi manusia, khususnya bagi warga sipil yang terdampak perang.