Monday, March 17, 2025
spot_img
HomeNewsEkonomiBadan Usaha BBM: Penambahan Aditif dalam Proses Blending Tak Mengubah RON Pertamax

Badan Usaha BBM: Penambahan Aditif dalam Proses Blending Tak Mengubah RON Pertamax

NawaBineka – Sejumlah badan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) menegaskan bahwa penambahan zat aditif dalam BBM dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk, bukan untuk mengubah angka oktan (RON). Pernyataan ini muncul sebagai respons atas isu dugaan pengoplosan Pertamax (RON 92) yang beredar luas dan meresahkan masyarakat.

Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, memastikan bahwa Pertamax RON 92 yang dijual kepada masyarakat tetap sesuai spesifikasi standar yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Soal Ahok Jadi Saksi Kasus Korupsi Pertamina, Jaksa Agung: Dia yang Minta Duluan!

“Hanya saja, khusus untuk Pertamax RON 92, dilakukan penambahan aditif dan pewarna melalui proses injeksi blending. Ini bertujuan untuk meningkatkan value serta performa produk,” ujar Ega dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (27/2/2025).

Ia juga menegaskan bahwa BBM yang diterima dari dalam maupun luar negeri telah melalui pengujian laboratorium untuk memastikan kualitas dan spesifikasi tetap terjaga.

Praktik Umum di Industri BBM

Senada dengan Pertamina, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, menyebutkan bahwa Shell juga menerapkan penambahan zat aditif dalam proses produksi BBM untuk meningkatkan keunggulan produk.

“Produk yang dibawa itu memang base fuel. Jadi misalnya kita katakan RON 92, itu memang RON 92 base fuel. Nah, itu kemudian kami tambahkan aditif di terminal kami,” kata Ingrid.

Tak hanya Shell, BP-AKR juga menerapkan metode serupa. Direktur Utama BP-AKR, Vanda Laura, menjelaskan bahwa tambahan zat aditif digunakan untuk meningkatkan kualitas produk tanpa mengubah kadar RON.

“Menambahkan tadi yang sudah Pak Ega jelaskan dan juga Ibu Ingrid, sebenarnya kalau kita bicara base fuel itu bicara RON-nya, sedangkan aditif adalah zat yang ditambahkan ke base fuel untuk memberikan manfaat lebih. Jadi kata kuncinya di sini adalah manfaat untuk mesin,” jelas Vanda.

Isu Oplosan yang Meresahkan

Pernyataan dari Pertamina, Shell, dan BP-AKR ini muncul di tengah kekhawatiran publik mengenai dugaan pengoplosan Pertamax. Isu ini mencuat setelah adanya dugaan blending ilegal dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina yang tengah diselidiki oleh Kejaksaan Agung.

Meski demikian, para pelaku industri BBM menegaskan bahwa penambahan aditif merupakan praktik umum dalam industri dan dilakukan sesuai standar yang berlaku. Aditif ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi mesin, mengurangi emisi, serta meningkatkan performa bahan bakar.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak termakan informasi yang belum terverifikasi, serta mempercayakan pengawasan kualitas BBM kepada regulator yang berwenang.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments