Sunday, March 16, 2025
spot_img
HomeTechnoSainsAstronom Temukan 128 Bulan Baru di Saturnus, Kini Jumlahnya Ada 274

Astronom Temukan 128 Bulan Baru di Saturnus, Kini Jumlahnya Ada 274

NawaBineka – Sekelompok astronom dari Taiwan, Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis telah menemukan 128 Bulan baru yang mengorbit Saturnus. Dengan temuan ini, total Bulan yang dimiliki planet bercincin tersebut kini mencapai 274 Bulan.

Penemuan ini secara resmi diakui oleh Persatuan Astronomi Internasional (IAU) pada 11 Maret 2025, menjadikan Saturnus sebagai planet dengan jumlah satelit alami terbanyak di Tata Surya.

Baca Juga: China Kembangkan “Mata-Mata” di Luar Angkasa yang Bisa Lihat Wajah Manusia di Bumi

Proses Penemuan dengan Teknologi Canggih

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Edward Ashton, seorang peneliti pascadoktoral di Institut Astronomi dan Astrofisika, Academia Sinica, Taiwan. Bersama timnya, ia menggunakan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii (CFHT) untuk memantau langit di sekitar Saturnus dari 2019 hingga 2021.

Mereka menggabungkan beberapa gambar dalam rentang waktu tertentu untuk memperkuat sinyal objek astronomi yang bergerak. Dari hasil pengamatan awal ini, tim berhasil mendeteksi 62 Bulan baru, sementara beberapa objek lainnya masih sulit diidentifikasi.

Dengan keyakinan bahwa masih ada lebih banyak Bulan yang belum ditemukan, tim kembali melakukan pengamatan pada 2023, kali ini dengan teknik pemantauan lebih cermat selama tiga bulan berturut-turut. Hasilnya, mereka berhasil mengidentifikasi 128 Bulan baru yang mengorbit Saturnus.

Dr. Edward Ashton menyatakan bahwa temuan ini memperkuat dugaan bahwa jumlah Bulan Saturnus jauh lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya dan kemungkinan besar planet lain tidak akan bisa menyaingi jumlahnya.

Misteri Bulan-Bulan Kecil di Saturnus

Semua dari 128 Bulan baru yang ditemukan adalah Bulan tak beraturan. Artinya, mereka kemungkinan merupakan objek luar angkasa yang tertangkap oleh gravitasi Saturnus miliaran tahun lalu.

Menurut Dr. Brett Gladman, profesor di Departemen Fisika dan Astronomi UBC, Bulan-Bulan ini memiliki diameter hanya beberapa kilometer dan kemungkinan besar berasal dari pecahan Bulan yang lebih besar akibat tabrakan dahsyat di masa lalu.

Mengingat jumlah Bulan kecil yang jauh lebih banyak dibandingkan Bulan besar, ini menunjukkan kemungkinan adanya tabrakan besar di sistem Saturnus dalam 100 juta tahun terakhir.

Ia menambahkan bahwa sebagian besar Bulan baru ini ditemukan di dekat subgrup Mundilfari, yang mungkin merupakan lokasi utama dari tabrakan besar tersebut.

Meneliti Evolusi Tata Surya

Penemuan ini bukan hanya menambah jumlah Bulan Saturnus, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang evolusi Tata Surya.

Menurut Dr. Ashton, kampanye multi-tahun yang telah dirancang dengan saksama ini telah menghasilkan banyak Bulan baru yang memberi pemahaman lebih dalam tentang evolusi satelit alami Saturnus.

Ia juga menyebut bahwa dengan teknologi saat ini, kemungkinan besar penemuan lebih lanjut terhadap Bulan-Bulan kecil di Saturnus, Uranus, dan Neptunus akan menjadi lebih sulit.

Dengan penemuan ini, Saturnus semakin mengukuhkan diri sebagai planet dengan sistem satelit alami paling kompleks di Tata Surya. Hal ini memberikan tantangan baru bagi para ilmuwan untuk memahami lebih dalam tentang sejarah planet bercincin tersebut.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments