Thursday, March 20, 2025
spot_img
HomeNewsNasionalPrabowo Resmikan Fasilitas Pemurnian Emas di Gresik, Mampu Produksi 50 Ton Per...

Prabowo Resmikan Fasilitas Pemurnian Emas di Gresik, Mampu Produksi 50 Ton Per Tahun

NawaBineka – Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) yang mampu menghasilkan emas batangan di smelter Gresik pada Senin (17/3/2025). Fasilitas ini dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dan menjadi bagian dari upaya hilirisasi industri pertambangan di Indonesia.

Prabowo menegaskan bahwa dengan adanya fasilitas ini, bahan baku tambang yang sebelumnya diekspor dalam bentuk mentah kini bisa diolah menjadi produk jadi, sehingga memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian nasional.

Baca Juga: Prabowo Siapkan 30 Mega Proyek Investasi, Target Ciptakan 8 Juta Lapangan Kerja

“Ini yang kita kehendaki, bahwa bangsa kita tidak hanya menjual bahan baku, tapi kita ingin juga menjual barang jadi. Produk akhir yang memiliki nilai tambah yang besar,” ujar Prabowo, Selasa (18/3/2025).

Fasilitas PMR milik PTFI disebut menjadi yang terbesar dalam rantai industri pertambangan dari hulu ke hilir dalam satu entitas. Menurut Prabowo, ini merupakan pencapaian besar yang patut disyukuri.

Pabrik Pemurnian Emas Terbesar di Indonesia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut fasilitas ini sebagai pabrik pemurnian emas terbesar di Indonesia, dengan investasi mencapai 630 juta dolar AS atau sekitar Rp 10 triliun.

“Produksi emas dari 3 juta ton konsentrat ini kurang lebih 50-60 ton emas per tahun, khusus untuk Freeport di Gresik. Sementara, Amman Mineral menghasilkan sekitar 18-20 ton emas per tahun. Jadi, total produksi dari dua pabrik ini bisa mencapai 60-70 ton emas per tahun,” jelas Bahlil.

Produksi Berjalan Meski Ada Insiden Kebakaran

Sebelumnya, PT Freeport Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah memulai produksi emas batangan meskipun proyek smelter di Gresik sempat mengalami kebakaran pada 14 Oktober 2024.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas memastikan bahwa meskipun produksi tembaga di smelter Gresik sempat dihentikan, insiden tersebut tidak berdampak pada operasional PMR. Sejak 30 Desember 2024, fasilitas ini telah memurnikan emas dan perak dari lumpur anoda dan mulai memproduksi emas batangan.

“Jadi walaupun produksi di smelter tembaga harus dihentikan, fasilitas pemurnian logam mulia tetap bisa diselesaikan. Sejak 30 Desember 2024, kami sudah memurnikan emas dan perak dari lumpur anoda,” ungkap Tony dalam rapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2/2025).

Kolaborasi dengan Antam untuk Pasokan Emas

Dalam kesempatan yang sama, Tony juga mengungkapkan bahwa PTFI telah mengirimkan 125 kilogram emas batangan kepada PT Antam dan akan melanjutkan kerja sama untuk memasok 30 ton emas per tahun.

“Saat ini kami bisa memproduksi sekitar 2 ton emas per bulan. Namun, karena produksi lumpur anoda dari smelter baru ini belum maksimal, kami masih mengandalkan pasokan dari PT Smelting. Saat ini, kapasitas produksi masih sekitar 40 persen dari total kapasitas,” jelasnya.

Dengan beroperasinya fasilitas PMR di Gresik, Indonesia semakin memperkuat posisinya dalam industri hilirisasi tambang. Selain mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, proyek ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan nilai tambah yang lebih besar dari sektor pertambangan.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments