NawaBineka – Seorang warga di Texas, Amerika Serikat telah didiagnosa flu burung, setelah kontak dengan sapi. Kok bisa ya?
Dikutip Voa, pejabat kesehatan Texas menyebutkan, pasien tersebut dirawat dengan obat antiviral dan satu-satunya gejala yang dilaporkan adalah mata merah. Mereka juga mengatakan, orang tersebut telah melakukan kontak dengan sapi-sapi yang diduga terinfeksi, dan risiko bagi publik dinilai masih rendah.
Baca Juga: Flu Singapura di Indonesia Tembus 5 Ribu Kasus, Ini Cerita Perjuangan Kapten Vincent untuk Sembuh
Hal ini menandakan, contoh kasus pertama yang diketahui secara global, di mana seseorang menderita flu burung versi ini dari seekor mamalia, kata para pejabat kesehatan federal.
“Tidak ada bukti penyebaran antarmanusia atau bahwa seseorang terjangkit dari susu atau daging peternakan,” kata Dr Nirav Shah, kepala deputi direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Dia menambahkan, tes genetik tidak menunjukan bahwa virus itu tiba-tiba bisa menyebar dengan lebih mudah atau menyebabkan sakit yang lebih parah.
“Pengobatan antiviral yang saat ini dilakukan kelihatannya masih bekerja,” tegas Shah.
Pekan lalu, peternakan sapi perah di Texas dan Kansas telah dilaporkan terinfeksi flu burung dan pejabat-pejabat pertanian federal kemudian mengonfirmasi infeksi sejumlah peternakan sapi perah di Michigan yang belum lama menerima kiriman sapi dari Texas.
“Tidak ada satupun yang mati dari ratusan sapi yang terdampak,” jelas Shah.
Sejak 2020, flu burung telah menyebar di antara lebih banyak spesiel hewan, termasuk anjing, kucing, sigung, beruang dan bahkan anjing laut dan lumba-lumba di sejumlah negara.
Baca Juga: Kolaborasi Brand Lokal Diana Restu dengan Influencer Mega Iskanti Ciptakan Celana Jeans Auto Slim
Dr Ali Khan, mantan peneliti wabah di CDC menerangkan, deteksi di peternakan Amerika Serikat adalah sesuatu yang alurnya tidak dapat diduga dan bermasalah.
Flu burung teridentifikasi pertama kali sebagai ancaman bagi manusia dalam wabah pada 1997 di Hong Kong. Lebih dari 460 orang meninggal dalam dua dekade terakhir akibat infeksi flu burung, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.
Mayoritas orang yang terinfeksi menerima itu langsung dari burung, tetapi para ilmuwan telah waspada terhadap tanda-tanda penyebaran di antara manusia.
Pejabat kesehatan Texas tidak mengidentifikasi orang yang baru saja terinfeksi, dan juga tidak merilis apapun terkait apa yang membuat dia berkontak dengan sapi. CDC tidak merekomendasikan tes bagi orang-orang yang tidak memiliki gejala.
“Kira-kira belasan orang di Texas yang memiliki gejala telah dites dalam kaitannya dengan infeksi di peternakan sapi perah itu, tetapi hanya satu orang yang hasilnya positif,” ungkap Shah.
“Ini hanya kasus kedua dimana seseorang di AS telah didiagnosa dengan apa yang disebut sebagai virus tipe A H5N1. Pada 2022, seorang narapidana dalam program kerja mengalami itu ketika membunuh unggas yang terinfeksi di sebuah peternakan ungags di Montrose County, Colorado. Satu-satunya gejala yang dia rasakan adalah kelelahan, dan dia sembuh,” pungkasnya.
Baca Juga: Vokalis Maliq & D’Essentials Santai Tanggapi Pro Kontra Lagu Kita Bikin Romantis