Sebuah penelitian mendalam yang dilakukan oleh profesor Jepang, Yoshinori Ohsumi, mengungkap “keajaiban” manfaat kesehatan saat puasa.
Dr. Ohsumi, seorang peneliti yang telah meneliti tentang autophagy atau autofagi selama lebih dari dua dekade, berhasil menemukan gen-gen yang mengendalikan proses penting ini dalam tubuh manusia.
Prestasinya dalam bidang ini tercatat saat ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2016.
Autophagy, yang bisa dijelaskan sebagai proses penguraian dan daur ulang sel-sel yang rusak atau tidak perlu dalam tubuh, merupakan fokus utama dari penelitian Dr. Ohsumi.
Temuannya telah memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana autophagy memiliki peran penting dalam memperbaiki kondisi sel yang buruk dan bahkan mengatasi berbagai penyakit.
Secara sederhana, proses autophagy ini terjadi secara terus-menerus dalam tubuh kita, namun dapat diaktifkan secara lebih efektif melalui praktek puasa.
Baca Juga: Rekapitulasi Terbaru KPU, Prabowo-Gibran Unggul di 31 Provinsi
Selama periode puasa, tubuh mengalami penurunan kadar insulin dan peningkatan kadar hormon lain seperti glukagon, yang secara signifikan dapat meningkatkan aktivitas autophagy dalam tubuh.
Mengingat umat Islam menjalani puasa selama Ramadan, ini mungkin merupakan kesempatan emas untuk mengoptimalkan autophagy dalam tubuh mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa cara berpuasa yang benar juga sangat berpengaruh terhadap efektivitas aktivasi autophagy.
Berikut adalah beberapa tips untuk menjalani puasa dengan fokus pada aktivasi autophagy:
- Mengatur Periode Puasa: Tidak makan atau minum selama periode berpuasa yang telah ditentukan.
- Hindari Makanan Tertentu: Menghindari makanan dan minuman manis atau berkalori tinggi, termasuk minuman bersoda dan jus buah.
- Konsumsi Makanan Sehat: Meningkatkan asupan makanan yang mengandung serat dan protein, seperti sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
- Praktikkan Pola Makan Intermiten: Menerapkan pola makan intermittent fasting atau puasa bergilir, di mana seseorang mengatur jendela makan dalam satu atau dua periode dalam sehari.
Dalam konteks puasa Ramadan, penting untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi saat berbuka dan sahur.
Baca Juga: Perbedaan Denim Sanforized dan Denim Unsanforized, Jangan Asal Beli!
Menjaga asupan makanan sehat dan seimbang, menghindari makanan cepat saji atau makanan yang terlalu berlemak, serta memperbanyak konsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah dan sayuran dapat membantu meningkatkan aktivasi autophagy dalam tubuh.
Melalui praktek puasa yang benar dan sehat, tidak hanya sebagai kewajiban agama, umat Islam juga dapat merasakan manfaat kesehatan yang signifikan.
Aktivasi autophagy yang meningkat dapat berkontribusi pada keseimbangan sel-sel dalam tubuh, membantu mencegah dan mengurangi risiko penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Dengan demikian, puasa tidak hanya menjadi bentuk ibadah, tetapi juga menjadi langkah proaktif dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.