Saturday, September 21, 2024
spot_img
HomeLifestyleHealthKenali Insomnia, Pengganggu Tidur saat Malam Hari

Kenali Insomnia, Pengganggu Tidur saat Malam Hari

NawaBineka – Insomnia, atau gangguan tidur yang membuat seseorang sulit tidur, tetap tidur, atau bangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur kembali, adalah masalah umum yang sering kali dianggap sepele. 

Padahal, insomnia bisa mengancam kesehatan fisik dan mental seseorang jika tidak ditangani dengan baik. Bagi penderita insomnia, malam hari bukanlah waktu istirahat, melainkan sebuah medan pertempuran melawan pikiran yang tak kunjung tenang.

Insomnia terbagi menjadi dua kategori utama: akut dan kronis. Insomnia akut adalah gangguan tidur jangka pendek yang sering terjadi karena stres atau perubahan besar dalam hidup, seperti kehilangan pekerjaan atau penyakit mendadak. 

Sementara itu, insomnia kronis berlangsung lebih dari tiga bulan dan sering kali berhubungan dengan kondisi kesehatan yang lebih kompleks, baik mental maupun fisik. Ada juga insomnia komorbid, yang terjadi bersamaan dengan kondisi kesehatan lain seperti depresi atau nyeri kronis.

Baca Juga: Berani Keluar dari Zona Nyaman dan Ambil Risiko Sosial, Solusi Mengatasi Kesepian

Penyebab Insomnia

Insomnia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, yang sering kali saling berinteraksi dan memperburuk kondisi tidur seseorang.

  • Psikologis: Stres adalah salah satu penyebab paling umum dari insomnia. Pikiran yang terus bekerja meskipun tubuh lelah dapat membuat seseorang sulit terlelap. Kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD) juga merupakan pemicu utama insomnia.
  • Fisiologis: Kondisi medis seperti apnea tidur, sindrom kaki gelisah, atau gangguan hormonal dapat mengganggu tidur. Apnea tidur, misalnya, menyebabkan gangguan pernapasan selama tidur, yang dapat membuat seseorang terbangun berulang kali sepanjang malam.
  • Lingkungan: Kualitas tidur sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Cahaya berlebihan, kebisingan, dan suhu ruangan yang tidak nyaman dapat mengganggu siklus tidur alami. Selain itu, faktor lingkungan modern seperti paparan layar gadget sebelum tidur dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur.
  • Gaya Hidup: Kebiasaan yang buruk seperti konsumsi kafein atau alkohol menjelang tidur, serta pola tidur yang tidak teratur, dapat memperburuk insomnia. Tidur siang yang terlalu lama atau berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat membuat seseorang sulit tertidur pada malam hari.

Dampak Insomnia

Konsekuensi dari insomnia jauh melampaui rasa kantuk di siang hari.

  • Dampak Fisik: Insomnia dapat menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, dan gangguan metabolisme seperti diabetes tipe 2. Kurang tidur yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan penambahan berat badan karena ketidakseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar.
  • Dampak Mental: Kurang tidur berpengaruh besar pada kesehatan mental, memicu gangguan konsentrasi, daya ingat, dan pengambilan keputusan. Insomnia juga bisa memperburuk kondisi psikologis yang sudah ada, seperti kecemasan dan depresi, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.
  • Dampak Sosial: Penderita insomnia sering kali merasa lelah dan tidak bersemangat, yang dapat mempengaruhi kinerja di tempat kerja atau sekolah, serta hubungan dengan orang-orang di sekitar mereka. Sifat mudah marah dan penurunan energi dapat memicu konflik interpersonal.

Baca Juga: Tips Memperbaiki Hubungan dengan Rekan Kerja: Kunci Sukses di Tempat Kerja

Statistik dan Fakta 

Menurut data dari National Sleep Foundation, sekitar 30% orang dewasa di seluruh dunia melaporkan mengalami gejala insomnia di beberapa titik dalam hidup mereka, dengan sekitar 10% mengalami insomnia kronis yang memerlukan perawatan medis. Di Indonesia, angka ini juga cukup signifikan, dan sering kali tidak terdiagnosis dengan benar, terutama karena stigma atau kurangnya kesadaran tentang pentingnya tidur yang cukup.

Cara Penanganan dan Pencegahan 

Menangani insomnia memerlukan pendekatan yang holistik, mencakup perubahan gaya hidup, terapi, dan, jika perlu, intervensi medis.

  • Perubahan Gaya Hidup: Mengatur jadwal tidur yang konsisten, menghindari gadget satu jam sebelum tidur, dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman adalah langkah awal yang penting. Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol, terutama di sore dan malam hari, juga dapat membantu.
  • Terapi Kognitif dan Perilaku (CBT-I): Terapi ini terbukti efektif untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan yang buruk terkait tidur. CBT-I berfokus pada mengubah persepsi negatif tentang tidur dan meningkatkan kebiasaan tidur yang sehat.
  • Pengobatan Medis: Dalam beberapa kasus, obat tidur mungkin diresepkan oleh dokter, namun ini harus menjadi pilihan terakhir setelah mencoba metode lain, karena risiko ketergantungan dan efek samping.
Rio Ginting
Rio Ginting
Makhluk hidup yang suka nulis.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments