Saturday, June 21, 2025
spot_img
HomeNewsNasionalWaspada! Bjorka Klaim 4,9 Juta Data Nasabah BCA Jadi Target Ransomware

Waspada! Bjorka Klaim 4,9 Juta Data Nasabah BCA Jadi Target Ransomware

NawaBineka– PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA dikabarkan menjadi target kelompok ransomware yang mengancam akan membobol 4,9 juta database nasabah BCA Mobile. Informasi ini pertama kali beredar melalui unggahan di platform media sosial X oleh akun @bjorkanesiaaa, yang menandai akun resmi BCA dan menampilkan tangkapan layar yang diduga sebagai akses dan database bank tersebut.

“Sebuah kejutan bagi bank-bank di Indonesia, jika tidak merespons hal ini maka bank BCA akan mengalami pembobolan besar-besaran,” tulis akun tersebut, Rabu (5/2/2026).

Selain BCA, akun yang sama juga menyebut bahwa Bank Syariah Indonesia (BSI) turut menjadi sasaran kelompok ransomware. Bahkan, menurut akun tersebut, kelompok peretas lintas negara berpotensi menargetkan seluruh bank di Indonesia.

BCA Tegaskan Keamanan Data Nasabah

Menanggapi kabar yang beredar, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menegaskan bahwa informasi mengenai peretasan data nasabah BCA adalah tidak benar.

“Saat ini, kami memastikan bahwa data nasabah tetap aman,” ujar Hera kepada awak media, Kamis (6/2/2026).

Lebih lanjut, BCA mengimbau para nasabah untuk selalu waspada terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan pihak bank guna memperoleh data perbankan pribadi. Demi mengantisipasi ancaman peretasan, nasabah diingatkan untuk tidak membagikan informasi rahasia seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN) kepada pihak lain.

Langkah Antisipasi dan Perlindungan Data

Sebagai bentuk mitigasi risiko, BCA terus memperkuat sistem keamanan dengan menerapkan strategi berlapis guna memastikan perlindungan data dan transaksi digital tetap terjaga. Nasabah juga disarankan untuk secara rutin mengganti PIN dan password sebagai langkah pengamanan tambahan.

Adapun ransomware merupakan jenis malware berbahaya yang digunakan untuk mengenkripsi data pengguna pada perangkat atau jaringan. Serangan semacam ini biasanya bertujuan untuk meminta tebusan atau memperoleh keuntungan bagi pelaku kejahatan siber.

Dengan terus meningkatnya ancaman serangan siber di sektor perbankan, BCA menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah serta bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan sistem tetap terlindungi dari potensi ancaman peretasan.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments