Saturday, June 21, 2025
spot_img
HomeTechnoWarga AS Pemakai AI DeepSeek, Terancam Penjara

Warga AS Pemakai AI DeepSeek, Terancam Penjara

NawaBineka – Kemunculan DeepSeek, chatbot kecerdasan buatan (AI) asal China, menimbulkan kekhawatiran besar di Amerika Serikat (AS). Tak hanya di sektor bisnis, tetapi juga dalam aspek keamanan nasional.

Sebagai respons, Senator Partai Republik Josh Hawley mengusulkan Rancangan Undang-Undang (RUU) ‘Decoupling America’s Artificial Intelligence Capabilities from China Act of 2025’ atau UU Pemisahan Kemampuan AI AS dan China Tahun 2025. Jika disahkan, aturan ini akan membatasi penggunaan DeepSeek serta teknologi AI China lainnya di AS.

Sanksi Berat Bagi Pelanggar

RUU ini tidak main-main. Setiap pelanggar aturan bakal menghadapi ancaman hukuman berat:

  • Individu yang mengakses atau menyebarkan teknologi AI China bisa dikenai denda hingga USD 1 juta (Rp 16,3 miliar) atau hukuman penjara hingga 20 tahun.
  • Perusahaan yang melanggar aturan ini bisa dikenai denda hingga USD 100 juta (Rp 1,6 triliun).

Saat ini, RUU tersebut masih dalam tahap pembahasan dan belum ada kepastian kapan akan disahkan. Namun, jika resmi diterapkan, warga AS akan dilarang mengakses DeepSeek dan berbagai aplikasi buatan China lainnya.

Trump & Pemerintah AS Mulai Bertindak

Kekhawatiran terhadap DeepSeek juga mendapat perhatian dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Trump bahkan menandai kehadiran DeepSeek sebagai “peringatan serius” bagi keamanan nasional AS.

Kantor Administrasi Kepala DPR AS telah lebih dulu melarang pegawainya menginstal aplikasi DeepSeek di perangkat resmi pemerintah. Langkah ini diikuti oleh beberapa institusi strategis, seperti:

  • NASA
  • Angkatan Laut AS
  • Departemen Pertahanan (Pentagon)

Selain itu, Negara Bagian Texas melalui Gubernur Greg Abbott juga menyatakan akan meningkatkan pengawasan terhadap aplikasi dan media sosial buatan China.

“Texas tidak akan membiarkan Partai Komunis China menyusup ke infrastruktur penting negara bagian kami melalui aplikasi AI dan media sosial yang mengumpulkan data,” ujar Abbott, dikutip dari The Independent, Kamis (6/2/2025).

Seberapa Berbahaya AI DeepSeek?

Menurut laporan Gizchina, DeepSeek diduga mampu mengumpulkan informasi sensitif pengguna, mulai dari:

✅ Alamat IP
✅ Riwayat percakapan
✅ Dokumen & file pribadi
✅ Aktivitas keyboard pengguna

Semua data tersebut kabarnya disimpan di server yang berada di bawah kendali pemerintah China. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar karena meningkatkan risiko kebocoran informasi negara.

Sebagai langkah antisipasi, beberapa negara seperti Italia dan Taiwan telah melarang penggunaan DeepSeek. Sementara itu, negara seperti Jerman, Prancis, Jepang, Korea Selatan, dan India masih mempertimbangkan pembatasan layanan chatbot ini di wilayah mereka.

Masa Depan AI & Regulasi Global

Kemunculan DeepSeek menambah panjang daftar teknologi China yang mendapat larangan dari negara-negara Barat. Regulasi ketat seperti ini juga menandakan bahwa persaingan AI antara AS dan China semakin memanas, terutama dalam aspek keamanan data dan pengaruh geopolitik.

Bagaimana nasib DeepSeek di masa depan? Apakah negara lain akan mengikuti jejak AS dalam melarang chatbot AI ini? Waktu yang akan menjawab.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments