NawaBineka – Setiap tahunnya, masyarakat Malang, Jawa Timur, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI dengan tradisi unik yang disebut Barikan. Tradisi ini mengumpulkan warga untuk membawa berbagai jenis makanan yang kemudian dinikmati bersama-sama.
Tradisi Barikan dimulai dengan warga yang berkumpul di balai desa atau tempat terbuka lainnya. Masing-masing keluarga membawa hidangan khas daerah mereka, menciptakan ragam kuliner yang menggugah selera.
Baca Juga: Ketika Cinta Berubah Jadi Luka, Ini Dampak Menghancurkan dari KDRT
Melalui Tradisi Barikan, kita dapat melihat kekayaan kuliner dan budaya yang ada di Malang. Kebersamaan dalam Barikan tidak hanya menciptakan rasa syukur, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga.
Dalam tradisi ini, warga dapat berinteraksi dan berbagi cerita, memperkuat ikatan sosial di masyarakat. Ini adalah momen yang sangat penting untuk menjaga harmoni dalam komunitas.
Baca Juga: Tarik Tambang Simbol Persatuan di Hari Kemerdekaan
Persiapan Barikan biasanya dilakukan beberapa hari sebelum perayaan. Warga bergotong-royong mendirikan tenda, menghias tempat, dan menyiapkan segala kebutuhan untuk acara.

Persiapan ini menunjukkan semangat gotong-royong yang masih kuat di masyarakat Malang. Pada hari perayaan, suasana menjadi sangat meriah.
Teriakan anak-anak yang bermain, aroma makanan yang menggugah selera, dan tawa riang warga yang bercengkerama menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.
Baca Juga: BMKG: Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Menunggu Waktu
Barikan juga menjadi salah satu cara untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal. Dalam era modern ini, penting untuk menjaga tradisi seperti Barikan agar generasi muda tetap mengenal dan menghargai budaya mereka.
Melalui Barikan, masyarakat Malang tidak hanya merayakan kemerdekaan, tetapi juga mengingatkan diri akan pentingnya rasa syukur, kebersamaan, dan gotong-royong.
Baca Juga: Selebgram Cut Intan Nabila Jadi Korban KDRT, Unggah Video Mengejutkan di Media Sosial