Monday, June 23, 2025
spot_img
HomeOtomotifMobilPrabowo Serius Kaji Pengembangan Kendaraan Listrik Buatan Indonesia, Mungkinkah Terwujud?

Prabowo Serius Kaji Pengembangan Kendaraan Listrik Buatan Indonesia, Mungkinkah Terwujud?

NawaBineka – Presiden Prabowo Subianto terus berupaya mewujudkan mimpi lama untuk menciptakan dan mengembangkan kendaraan listrik buatan dalam negeri. Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menegaskan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai target tersebut, mengingat melimpahnya sumber daya nikel sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik.

“Bicara potensi dari nikel dan segala macam, sampai ke baterainya sudah ada. Tapi mobilnya kan kita belum ada, mobil listriknya. Sedangkan kita sudah committed untuk net zero emission di 2060, malah keinginan dari Bapak Presiden bisa lebih cepat,” ujar Rosan usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, 6 Februari lalu.

Bergantung pada Investasi Asing

Saat ini, industri kendaraan listrik di Indonesia masih didominasi oleh investasi asing. Perusahaan seperti Hyundai, BYD, dan Wuling telah membangun pabrik di Indonesia, tetapi peran industri lokal dalam rantai produksi masih minim. Pemerintah berharap anak bangsa dapat lebih terlibat dalam pengembangan industri kendaraan listrik nasional.

Saat ini, produksi mobil listrik di Indonesia baru mencapai 1,2 juta unit per tahun. Pemerintah menargetkan angka tersebut meningkat menjadi 2,5 juta unit pada 2030. Salah satu kendaraan yang sempat disebut dalam rapat terbatas adalah Maung, kendaraan taktis buatan PT Pindad.

“Intinya masa kita tidak bisa berperan lebih besar dari itu. Jadi kita diminta juga untuk melakukan pengkajian, karena kita sudah ada Maung, ya mungkin nanti ada pengembangan berikutnya. Kita akan bicarakan lebih lanjut lagi assessment-nya,” jelas Rosan.

Potensi Besar, Tantangan Tidak Kecil

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa, meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi produsen kendaraan listrik. Sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, banyak perguruan tinggi telah mengembangkan prototipe kendaraan listrik.

“Misalnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sudah mengeluarkan prototipe. Setahu saya, Pindad juga sudah mengeluarkan prototipe mobil listrik. Jadi kalau dari sisi desain dan rancangan sudah ada. Tentunya yang jadi pertanyaan, kalau mau bangun mobil listrik itu untuk segmen apa?” ujar Fabby dikutip VoA Indonesia.

Fabby menyarankan agar produksi kendaraan listrik nasional tidak langsung diarahkan ke mobil penumpang. Menurutnya, Indonesia sebaiknya fokus pada segmen kendaraan yang lebih spesifik, seperti kendaraan pedesaan atau angkutan barang ringan yang lebih dibutuhkan masyarakat.

“Yang utama, kita kalau mau mengembangkan jangan masuk ke mobil penumpang yang sudah crowded. Jadi, harus mencari segmen lain, misalnya kendaraan pedesaan atau angkutan pedesaan, bisa roda tiga atau roda empat. Mereka butuh yang affordable, misalnya untuk petani mengangkut produk pertanian. Itu mungkin inovasi yang bisa dibuat oleh Indonesia,” jelasnya.

Dibutuhkan Peta Jalan yang Jelas

Sementara itu, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai bahwa Indonesia perlu memiliki roadmap atau peta jalan yang jelas dalam pengembangan kendaraan listrik.

“Sejak awal harus ada roadmap dari hulu sampai ke hilir. Kemudian mobil listriknya secara bertahap itu harus dikembangkan di Indonesia, bukan diimpor seperti sekarang ini. Kalau mengimpor itu hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar dari produsen luar negeri saja,” ungkap Fahmy.

Untuk mengembangkan kendaraan listrik lokal secara bertahap, pemerintah dapat melibatkan investor asing dengan syarat membangun pabrik dan produksi di Indonesia serta melakukan transfer teknologi yang signifikan.

“Dalam waktu 15 tahun, kita sudah bisa menjadi produsen mobil listrik, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Hilirisasi harus menciptakan industrialisasi dari hulu ke hilir. Jika itu tercapai, Indonesia akan menjadi negara maju karena pertumbuhan ekonominya ditopang oleh industri manufaktur, bukan hanya konsumsi,” jelas Fahmy.

Dengan strategi yang tepat, dukungan pemerintah, serta inovasi dari industri dalam negeri, impian Indonesia untuk memiliki kendaraan listrik buatan sendiri bukanlah hal yang mustahil. Namun, tanpa peta jalan yang jelas dan investasi yang matang, target tersebut bisa sulit terwujud dalam waktu dekat.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments