Politikus anti-Islam Belanda, Geert Wilders, telah memutuskan untuk mengurungkan niatnya menjadi Perdana Menteri (PM) Belanda, meskipun partainya, Partai Kebebasan (PVV), meraih kemenangan dramatis dalam pemilu 2023.
“Saya hanya bisa menjadi perdana menteri jika SEMUA partai dalam koalisi mendukungnya. Bukan itu masalahnya,” tulisnya di platform X, seperti yang dilaporkan oleh BBC dikutip Kamis (14/3/2024).
Ik kan alleen premier worden als ALLE partijen in de coalitie dat steunen. Dat was niet zo.
— Geert Wilders (@geertwilderspvv) March 13, 2024
Ik wil graag een rechts kabinet. Minder asiel en immigratie. Nederlanders op 1.
De liefde voor mijn land en kiezer is groot en belangrijker dan mijn eigen positie.
Ik hou van NL ❤️
Meskipun PVV meraih suara terbanyak tahun lalu, partai ini membutuhkan dukungan dari partai lain untuk membentuk koalisi.
Baca Juga: Viral Pemilik Toko Pecahkan Misteri Hilangnya Uang, Penuh Drama dan Plot Twist
Para negosiator yang memimpin putaran terakhir perundingan, yang berakhir pada Selasa (12/3/2024), akan menyampaikan laporan mereka kepada parlemen pada Kamis (14/3/2024).
“Saya ingin kabinet sayap kanan. Lebih sedikit suaka dan imigrasi. Belanda 1. Kecintaan pada negara dan pemilih saya sangat besar dan lebih penting daripada posisi saya sendiri,” tulis Wilders dalam postingannya pada Rabu (13/3/2024) malam.
Wilders, yang berusia 60 tahun, telah menghabiskan berbulan-bulan dalam pembicaraan dengan partai sayap kanan-tengah VVD, Kontrak Sosial Baru (NSC), dan partai petani BBB untuk mencoba membentuk pemerintahan koalisi.
Baca Juga: Kronologi Thuram Remas Kemaluan Savic Sampai Kesakitan, Endingnya Berpelukan
Baca Juga: Puasa Tanpa Ria Ricis, Teuku Ryan Tetap Bahagia
Pekan ini, para pemimpin dari ketiga partai tersebut bersikeras bahwa satu-satunya cara agar mereka bersedia maju adalah jika keempat pemimpin partai tersebut sepakat untuk tidak mengambil peran dalam pemerintahan, menurut laporan dari lembaga penyiaran publik Belanda, NOS.
Belum jelas apakah angka kompromi untuk jabatan PM telah muncul.
Debat parlemen mengenai masalah ini diperkirakan akan diadakan pada Kamis (14/3/2024).
Kemenangan PVV pada tahun lalu tidak hanya mengguncang politik Belanda, namun juga berdampak di seluruh Eropa karena Belanda adalah salah satu anggota pendiri Uni Eropa.